Efek Relaksasi PPnBM, Pertumbuhan Komponen Otomotif Juga Ikut Melesat

Relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP), berimbas positif kepada industri otomotif Tanah Air

oleh Arief Aszhari diperbarui 16 Nov 2021, 19:03 WIB
Pekerja merakit komponen mobil di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Jakarta, Senin (9/5). Pemerintah menetapkan industri kendaraan bermotor (KBM) sebagai prioritas untuk membangkitkan industri otomotif Nasional (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) berimbas positif kepada industri otomotif Tanah Air. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, angka penjualan dari industri otomotif dari Januari hingga September 2021, mencapai 600.344 unit untuk retail dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebanyak 407.390 unit.

Dijelaskan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, tidak hanya penjualan mobil yang meningkat hingga 68 persen dari tahun lalu, tetapi juga industri komponen karena terdapat 319 perusahaan yang terlibat di tier satu yang kemudian mengikat ribuan IKM.

"Pertumbuhan industri komponen dari Januari hingga September 2021, sebesar 40 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Utilisasi sebesar 70 persen. Jadi, banyak peluang untuk terus tumbuh," ujar Agus di sela-sela Gaikindo International Automotive Conference, secara virtual, Selasa (16/11/2021).

Namun, Agus tidak menyebutkan secara rinci komponen otomotif apa yang mengalami peningkatan.

Sementara itu, pertumbuhan paling tinggi terjadi pada industri alat angkutan yang menembus dua digit pada kuartal III 2021 sebesar 27,8 persen.

"Kebijakan PPnBM ini memiliki multiplayer effect yang besar. Dengan pemerintah mengeluarkan Rp 3 triliun, nilai tambah yang dihasilkan Rp 19 triliun atau tiga kali lipat," tegasnya.

Dilihat dari rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia, juga tergolong masih rendah, yaitu 98 kendaraan/1.000 orang. Sehingga, hal ini menjadi peluang untuk industri otomotif terus berkembang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Potensi Masih Besar, Indonesia Disebut Sebagai Pabrik Otomotif Utama di ASEAN

Potensi pasar otomotif Indonesia, masih cukup besar untuk terus ditingkatkan. Bahkan, dengan berbagai pabrikan roda empat yang membangun fasilitas perakitan, dan mengucurkan investasi yang tidak sedikit di Tanah Air, industri roda empat dalam negeri masih bisa berkembang melewati negara lainnya.

Dijelaskan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, sektor industri otomotif Indonesia menjadi fasilitas produksi utama di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN.

"Indonesia sebagai pasar penting, terutama menjadi pabrik otomotif terbesar di ASEAN dan Indonesia akhir ini telah me-leading sektor industri otomotif di Asia Tenggara," jelas Nangoi dalam sambutannya membuka Gaikindo International Automotive Conference, secara virtual, Selasa (16/11/2021).

Lanjut Nangoi, kinerja ekspor dari industri otomotif dalam negeri, turut menyumbangkan tren surplus yang signifikan bagi neraca dagang Indonesia. Kinerja positif terseut, menegaskan Indonesia sebagai fasilitas produksi utama untuk kawasan Asia Tenggara.

"Lebih dari 1,3 juta mobil dari berbagai merek diproduksi dari perusahaan otomotif dalam negeri. Merek-merek itu telah berhasil mengangkat pasar otomotif di Indonesia, menjadi terbesar di ASEAN saat ini," tegasnya.


Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya