Ketahui 4 Masalah Tidur Bersama Pasangan dan Cara Mengatasinya

Beberapa individu tampaknya memiliki masalah tidur bersama pasangan.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 16 Nov 2021, 17:19 WIB
Ilustrasi (yanalya/Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Tidur dengan orang lain tidak hanya memberi kita perasaan aman, ikatan dan kedekatan. Tapi juga memiliki manfaat kesehatan yang cukup besar, seperti menurunkan kadar kortisol atau mengurangi peradangan.

Namun, beberapa individu tampaknya memiliki masalah tidur bersama pasangan. Mulai dari siklus tidur yang berbeda, mendengkur dan masalah lainnya. 

Untuk itu, Anda perlu mengetahui apa saja masalah yang mempengaruhimu kesulitan tidur bersama pasangan dan ketahui juga solusinya, seperti melansir dari Bright Side, Selasa (16/11/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


1. Tarik menarik selimut

Ilustrasi Tidur Credit: pexels.com/Olive

Beberapa individu tidak suka tidur dengan berbagi selimut. Namun, ketika Anda tidur bersama pasangan, tentu Tarik menarik selimut menjadi hal lumrah. 

Nyatanya, itu bisa mempererat hubunganmu tapi juga bisa berdampak buruk pada kualitas tidurmu.

Solusinya, gunakan tempat tidur yang lebih besar dengan selimut terpisah. Dengan cara ini, Anda berdua memiliki bahan tidur sendiri tanpa perlu berebut satu sama lain.


2. Mendengkur

ilustrasi perempuan di tempat tidur/Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Mendengkur memang bukan masalah besar, namun itu bisa menjadi gejala masalah yang lebih besar. Ini akan menyabotase waktu tidur untuk kedua belah pihak, seperti akan membuat sakit kepala, kelelahan dan kurang tidur. 

Solusi jangka pendek, coba ubah posisi tidur karena dengkuran paling sering muncul saat kita tidur telentang. Mengangkat kepala juga bisa membantu. Jika Anda merasa terganggu dengan suara ngorok, coba gunakan penyumbat telinga, jika perlu jaga jarak saat tidur.

Solusi jangka panjang, coba rubah gaya hidup seperti menurunkan berat badan, mengikuti jadwal tidur dan menghindari alkohol, merokok dan obat-obatan tertentu. Jika dengkuran masih sering terjadi, lebih baik periksakan ke dokter.


3. Bangun malam hari

Sumber: Freepik

 

Bangun di tengah malam menjadi kebiasaan segelintir individu. Ini bisa menjadi tanda insomnia atau akibat stres, penggunaan gadget, lingkungan tidur yang buruk atau jadwal tidur yang unik. 

Ketika Anda bangun dan tidak bisa kembali tidur setelah 15 atau 20 menit, hal pertama yang harus diingat adalah bersikap sopan terhadap pasanganmu.

Solusinya, Anda segera bangun dari tempat tidur, pergi ke ruangan terpisah dan lakukan sesuatu yang menenangkan sampai Anda merasa mengantuk lagi. Penting diingat, jangan lakukan apa pun saat Anda berada di sebelah pasanganmu. Kembalilah ke kamar tidur jika Anda siap untuk tidur kembali.


4. Berbenturan siklus tidur

Ilustrasi Susah Tidur/https://www.shutterstock.com/Photoroyalty

 

Jika Anda menyadari bahwa Anda dan pasangan memiliki ritne sirkadian yang berlawanan, penting untuk mengikuti jadwal tidurmu sendiri dan hidup sesuai dengan kronotipemu. 

Orang yang mencoba tidur terlalu dini di malam hari bisa berakhir dengan insomnia karena tekanan untuk tidur saat tubuh belum siap memicu kecemasan dan frustasi.

Solusinya, pencahayaan bisa membantu sedikit menggeser jadwal tidur. Tubuhmu mulai memproduksi hormon tidur, yang dikenal sebagai melatonin, saat gelap dan berhenti saat menjadi terang, memberi tahu kita bahwa sudah waktunya untuk bagun. 

Jadi, paparan cahaya terang di pagi hari dan paparan cahaya buruk di malam hari bisa membantu para insomnia untuk sedikit mengubah jam bangun.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya