Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu pagi (17/11/2021). Hal ini terjadi di tengah bursa saham Amerika Serikat menguat seiring penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun hampir 0,3 persen setelah bergerak positif. Sementara itu, indeks Topix melemah 0,4 persen.
Indeks Korea Selatan Kospi merosot 0,81 persen. Indeks Australia ASX 200 tergelincir 0,31 persen. Saham Commonwealth Bank of Australia memimpin pelemahan dengan anjlok 6,5 persen. Demikian mengutip dari laman CNBC, Rabu pekan ini.
Baca Juga
Advertisement
Di sisi lain, Perdana Menteri Selandia Baru mengumumkan Auckland akan membuka kembali perbatasan domestiknya mulai 15 Desember untuk individu yang divaksinasi sepenuhnya dan hasil tes COVID-19 negatif, berdasarkan laporan Reuters.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,26 persen. Sementara itu, raksasa teknologi China Baidu akan mengumumkan hasil kuartal III 2021 pada Rabu pekan ini.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) mendapatkan dorongan dari data penjualan ritel pada Rabu pekan ini. Sebelumnya bursa saham AS atau wall street berada dalam kesulitan pada beberapa hari setelah sentuh rekor pada awal bulan ini.
Data Penjualan Ritel AS
Data penjualan ritel Oktober menunjukkan konsumen meningkatkan pengeluarannya dengan penjualan melonjak 1,7 persen dibandingkan kenaikan 0,8 persen pada bulan sebelumnya.
Indeks Dow Jones bertambah 54,77 poin atau 0,15 persen menjadi 36.142,22. Indeks S&P 500 menguat 0,39 persen menjadi 4.700,90 dan indeks Nasdaq naik 0,76 persen menjadi 15.973,86.
“Kekuatan dalam aktivitas ekonomi AS, dikombinasikan dengan target inflasi di atas dapat meningkatkan tekanan pada Komite Pasar Terbuka Federal untuk mempercepat laju pengurangan pembelian asetnya,” tulis Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan pada Rabu pekan ini.
Indeks dolar AS berada di posisi 95,91 dari posisi sebelumnya 95,5. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114,72 per dolar AS. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,68 persen menjadi USD 80,21 per barel.
Advertisement