Top 3: Permintaan Pupuk Melonjak, SAMF Tambah Kapasitas 700 Ribu Ton

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Rabu, 17 November 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Nov 2021, 10:49 WIB
Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Untuk mencapai target swasembada pangan 2016, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Produsen, sekaligus pemasar pupuk, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF), melalui anak perusahaannya, PT Dupan Anugerah Lestari menambah kapasitas produksi pupuk sebanyak 100 ribu ton menjadi 700 ribu ton per tahun.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Saraswanti Anugerah Makmur Yahya Taufik melalui siaran persnya yang disampaikan ke regulator,  Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 16 November 2021.

Peningkatan kapasitas pabrik ini dilakukan sebagai respons untuk antisipasi kenaikan permintaan pupuk. Sebelumnya kapasitas produksi pupuk perseroan hanya 600 ribu ton per tahun.

Artikel permintaan pupuk melonjak, SAMF tambah kapasitas 700 ribu ton menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Rabu (17/11/2021):

1.Permintaan Pupuk Melonjak, SAMF Tambah Kapasitas 700 Ribu Ton

Produsen, sekaligus pemasar pupuk, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF), melalui anak perusahaannya, PT Dupan Anugerah Lestari menambah kapasitas produksi pupuk sebanyak 100 ribu ton menjadi 700 ribu ton per tahun.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Saraswanti Anugerah Makmur Yahya Taufik melalui siaran persnya yang disampaikan ke regulator,  Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 16 November 2021.

Peningkatan kapasitas pabrik ini dilakukan sebagai respons untuk antisipasi kenaikan permintaan pupuk. Sebelumnya kapasitas produksi pupuk perseroan hanya 600 ribu ton per tahun.

Berita selengkapnya baca di sini

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2.OJK Proses 84 Penawaran Umum hingga Akhir 2021

Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 84 penawaran umum yang antre di pipeline. Adapun penghimpunan dana di pasar modal hingga 2 November 2021 mencapai Rp 274,3 triliun dari 145 penawaran umum.

"Ini masih ada di pipeline beberapa emiten sampai dengan akhir tahun ada 84 (penawaran umum). Tidak tahu nanti mana yang akan terjadi di akhir 2021 atau di awal 2022," ungkap Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam CEO Networking (CEON) 2021, Selasa, 16 November 2021.

Wimboh mengatakan, total penghimpunan dana di pasar modal tersebut menjadi yang paling tinggi dalam sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berita selengkapnya baca di sini


3.Berkshire Hathaway Milik Warren Buffett Investasi di Royalty Pharma Plc

Peringkat kedua diikuti oleh pemilik Berkshire Hathaway, Warren Buffett. Kekayaan pria 86 tahun ini mencapai US$ 75,6 miliar atau sekitar Rp 1.005 triliun. (NYC)

Perusahaan investasi Berkshire Hathaway milik Warren Buffett telah melepas investasi di Merck & Co dan mengurangi kepemilikan saham di AbbVie Inc dan Bristol-Myers Squibb Co.

Berkshire Hathaway juga menarik kepemilikan saham minoritas di Organo & Co, sebuah perusahaan spin-off Merck yang produksinya berfokus pada kontrasepsi dan produk kesehatan wanita lainnya. Hal serupa pun Berkshire Hathaway lakukan terhadap perusahaan telekomunikasi Liberty Global Plc.

Dalam pernyataan pun disampaikan investasi baru Berkshire Hathaway sebesar USD 475 juta atau Rp 6,7 triliun (estimasi kurs Rp 14.193 per dolar AS) di Royalty Pharma Plc, yang membeli royalti atas obat-obatan. 

Berita selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya