FOTO: Laboratorium Pembuatan Pil Antivirus COVID-19

Pfizer meminta regulator untuk mengesahkan pil COVID-19 buatannya setelah terbukti mengurangi rawat inap atau kematian hampir 90 persen.

oleh Arnaz Sofian diperbarui 17 Nov 2021, 14:00 WIB
FOTO: Laboratorium Pembuatan Pil Antivirus COVID-19
Pfizer meminta regulator untuk mengesahkan pil COVID-19 buatannya setelah terbukti mengurangi rawat inap atau kematian hampir 90 persen.
Proses pembuatan pil antivirus COVID-19 eksperimental dalam laboratorium Pfizer di Freiburg, Jerman, 16 November 2021. Pfizer meminta regulator untuk mengesahkan pil COVID-19 buatannya setelah terbukti mengurangi rawat inap atau kematian hampir 90 persen. (Handout/Pfizer/AFP)
Proses pembuatan pil antivirus COVID-19 eksperimental dalam laboratorium Pfizer di Freiburg, Jerman, 16 November 2021. Pfizer meminta regulator untuk mengesahkan pil COVID-19 buatannya setelah terbukti mengurangi rawat inap atau kematian hampir 90 persen. (Handout/Pfizer/AFP)
Proses pembuatan pil antivirus COVID-19 eksperimental dalam laboratorium Pfizer di Freiburg, Jerman, 16 November 2021. Pfizer meminta regulator untuk mengesahkan pil COVID-19 buatannya setelah terbukti mengurangi rawat inap atau kematian hampir 90 persen. (Handout/Pfizer/AFP)
Proses pembuatan pil antivirus COVID-19 eksperimental dalam laboratorium Pfizer di Freiburg, Jerman, 16 November 2021. Pfizer meminta regulator untuk mengesahkan pil COVID-19 buatannya setelah terbukti mengurangi rawat inap atau kematian hampir 90 persen. (Handout/Pfizer/AFP)
Proses pembuatan pil antivirus COVID-19 eksperimental dalam laboratorium Pfizer di Freiburg, Jerman, 16 November 2021. Pfizer meminta regulator untuk mengesahkan pil COVID-19 buatannya setelah terbukti mengurangi rawat inap atau kematian hampir 90 persen. (Handout/Pfizer/AFP)
Proses pembuatan pil antivirus COVID-19 eksperimental dalam laboratorium Pfizer di Freiburg, Jerman, 16 November 2021. Pfizer meminta regulator untuk mengesahkan pil COVID-19 buatannya setelah terbukti mengurangi rawat inap atau kematian hampir 90 persen. (Handout/Pfizer/AFP)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya