Liputan6.com, Dhaka - Bangladesh mulai memberikan vaksin COVID-19 kepada penduduk di daerah kumuh ibu kota Dhaka.
Ribuan penduduk menerima suntikan dosis pertama vaksin COVID-19 di perkampungan kumuh mega Korail Dhaka pada Selasa pagi.
Advertisement
Md Selim Reza, chief executive officer Dhaka North City Corporation, mengatakan kepada wartawan bahwa kampanye untuk memvaksinasi penduduk kumuh dimulai di 25 stan.
Dikutip dari laman Xinhua, Rabu (17/11/2021), tujuan dari pemberian ini agar dapat menginokulasi 15.000 orang pada hari pertama.
Setelah vaksinasi di daerah kumuh Korail, yang menampung sekitar 300.000 orang, dia mengatakan kampanye akan diperluas untuk menginokulasi penghuni kumuh lainnya di kota lain.
Bangladesh meluncurkan program vaksinasi COVID-19 pertamanya pada Januari 2021. Namun, operasi itu harus dihentikan pada April setelah India menghentikan ekspor karena krisis pasokan vaksin.
Upaya vaksinasi COVID-19 kemudian dilanjutkan pada Juni 2021, dengan vaksin Sinopharm yang disumbangkan China, setelah regulator obat mengizinkan penggunaan darurat vaksin Sinopharm.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus COVID-19 Melonjak, Kamp Rohingya di Bangladesh Lockdown
Sebelumnya, pihak berwenang Bangladesh pada Kamis 20 Mei 2021 memberlakukan lockdown di lima kamp pengungsi Rohingya di tenggara negara itu, setelah lonjakan kasus Virus Corona COVID-19 dalam beberapa hari terakhir, kata para pejabat.
Pembatasan tersebut melarang pertemuan dan pergerakan antar kamp, yang menampung lebih dari 100.000 pengungsi Rohingya, kata wakil komisaris pengungsi Bangladesh Shamsud Douza kepada AFP. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia.
"Kami memberlakukan pembatasan mulai hari ini setelah lonjakan kasus Virus Corona mendadak di lima kamp," katanya, seraya menambahkan bahwa pada hari Rabu, kamp tersebut mencatat rekor harian dalam infeksi baru.
Pihak berwenang Bangladesh telah mendirikan 34 kamp di distrik tenggara negara itu Cox's Bazar untuk hampir 900.000 pengungsi Rohingya, yang melarikan diri dari penganiayaan dan kekerasan di Myanmar.
Mereka termasuk sekitar 740.000 pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari serangan militer Myanmar yang mematikan pada Agustus 2017.
Douza mengatakan pekerja bantuan telah dibatasi di kamp, hanya memungkinkan sedikit orang yang bekerja di bidang kesehatan, distribusi makanan dan gas untuk masuk.
Advertisement