Liputan6.com, Jakarta Pneumonia telah lama menjadi salah satu penyakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Mengingat ternyata tak hanya kerap terjadi pada lansia, pneumonia pun bisa terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, SpP(K) dalam peringatanHari Pneumonia Sedunia yang setiap tahunnya jatuh pada Jumat, 12 November 2021. Menurutnya, insiden kejadian pneumonia saat ini semakin tinggi.
Advertisement
"Pada anak-anak dibawah 5 tahun, sistem imunitas mereka belum berkembang secara sempurna. Sehingga juga sangat rentan untuk terinfeksi," ujar Erlina dalam konferensi pers Peringatan Hari Pneumonia Sedunia 2021 dan Peringatan Hari PPOK Sedunia, Rabu (17/11/2021).
Erlina menambahkan, meskipun belum ada data di Indonesia yang menunjukkan efektivitas vaksinasi pneumonia pada anak, banyak data-data di luar negeri yang sudah membahas hal tersebut. Hal ini mendorong vaksinasi pneumonia sebaiknya juga dilakukan di Indonesia.
"Data dari luar menunjukkan bahwa pemberian vaksin untuk pneumonia itu menurunkan insiden kejadian pneumonia pada anak sebanyak 22 persen. Dengan demikian juga menurunkan angka kematian yang jumlahnya kira-kira sebanding," kata Erlina.
Di Indonesia sendiri, pneumonia memang termasuk ke dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan proporsi kasus yang terdiri dari 53,95 persen laki-laki dan 46,05% perempuan, dengan crude fatality rate (CFR) 7,6% paling tinggi dibandingkan penyakit lainnya.
Gejala yang muncul saat seseorang terkena pneumonia akibat bakteri dan virus pun hampir sama. Seperti demam, batuk-batuk, dan sesak napas. Namun batuk pada pneumonia sendiri biasanya disertai dahak yang kental.
"Untuk mengeluarkan dahak yang kental itu biasanya pasien berusaha batuk terus-menerus, supaya nafasnya menjadi lega. Apabila dahak itu tidak bisa dikeluarkan, kemungkinan pasien-pasien bisa menjadi sesak," ujar Erlina.
Pneumonia pada lansia
Sedangkan pada lansia, vaksin pneumonia sendiri biasanya bisa dimulai pada usia 50 tahun keatas. Namun sejauh ini, pemberian vaksin pneumonia belum menjadi program pemerintah, yang artinya vaksin ini masih berbayar.
"Insiden kejadian pneumonia pada lansia terjadi pada 25 sampai 40 per 1.000 penduduk di Indonesia. Jadi bayangkan seberapa banyak orang-orang lansia ini yang dengan mudahnya mengalami atau menderita pneumonia," kata Erlina.
"Kita tahu kalau pasien-pasien tua atau lansia ini menderita pneumonia atau radang di paru, maka sembuhnya susah dan juga angka kematiannya juga lebih tinggi dibandingkan dengan orang usia muda," tambahnya.
Erlina menjelaskan, masyarakat usia tua atau sangat-sangat muda (dibawah 5 tahun) mudah terinfeksi oleh bakteri yang menimbulkan peradangan pada parunya. Hal tersebut juga disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya sistem pertahanan tubuh.
"Orangtua itu pertahanan tubuhnya makin menurun. Apalagi bila disertai dengan komorbid, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) ya. Orangtua juga kadang waktu tidurnya kurang, kurang istirahat. Jadi ada masalah dengan imunitas," ujar Erlina.
Advertisement