Liputan6.com, Jakarta - China dan Amerika Serikat (AS) telah sepakat untuk melonggarkan pembatasan jurnalis satu sama lain, di tengah meredanya ketegangan antara kedua belah pihak. Pada hari Rabu, surat kabar resmi China Daily mengatakan bahwa kesepakatan itu dicapai menjelang pertemuan puncak virtual antara pemimpin China, Xi Jinping dan presiden Amerika Serikat, Joe Biden yang diadakan sehari sebelumnya.
Dilansir The Guardian, Rabu (17/11/2021), Berdasarkan perjanjian tersebut, AS akan mengeluarkan visa masuk ganda satu tahun untuk jurnalis China, dan akan segera memulai proses untuk mengatasi masalah "durasi status". China juga akan membalas dengan memberikan perlakuan yang sama kepada jurnalis AS begitu kebijakan AS berlaku.
Baca Juga
Advertisement
Kedua belah pihak akan mengeluarkan visa media untuk pelamar baru berdasarkan undang-undang dan peraturan yang relevan. Dalam sebuah pernyataan kepada Associated Press, departemen luar negeri AS mengatakan China telah berkomitmen untuk mengeluarkan visa untuk sekelompok wartawan Amerika asalkan mereka memenuhi syarat berdasarkan semua hukum dan peraturan yang berlaku.
"Kami juga akan terus mengeluarkan visa untuk jurnalis (China) yang memenuhi syarat untuk visa di bawah hukum AS," kata pernyataan itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Awal Mula Pembatasan Terhadap Jurnalis
Selain komitmen yang telah disebutkan, China juga berkomitmen untuk memperpanjang masa berlaku visa media AS dari 90 hari menjadi satu tahun. Kedua belah pihak juga akan menawarkan visa masuk ganda bagi para jurnalis.
"Secara timbal balik, kami berkomitmen untuk meningkatkan validitas visa AS yang dikeluarkan untuk jurnalis RRT menjadi satu tahun juga," dalam pernyataan departemen luar negeri, merujuk pada Republik Rakyat Tiongkok.
Pembatasan pekerja media telah memicu ketegangan antara kedua negara selama lebih dari setahun. Hal ini bermula saat AS membatasi jumlah visa yang dikeluarkan untuk pekerja media pemerintah China, dan mengharuskan mereka yang tersisa untuk mendaftar sebagai agen asing.
Sebab itulah China menanggapi dengan mengusir jurnalis yang bekerja untuk outlet AS dan sangat membatasi mereka yang bekerja di negara itu. Namun kini keduanya telah sepakat dan berkomitmen untuk longgarkan perbatasan tersebut
Penulis: Vania Dinda Marella
Advertisement