Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan saat ini para produsen otomotif tengah berlomba menciptakan teknologi ramah lingkungan.
Hal ini sejalan dengan isu dunia yang berupaya untuk beralih ke penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan, seiring dengan tantangan dari perubahan iklim.
Advertisement
"Semua teknologi akan berlomba menuju green, maka dari itu kita buka peluang sebesar-besarnya," kata Agus saat ditemui di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (17/11).
Dia mencontohkan, saat ini produsen tengah berupaya menggunakan teknologi Selective Catalytic Reducer (SCR) pada mesin diesel. Adanya teknologi sederhana ini bisa mengurangi nox yang paling berbahaya hingga 80 persen.
"Teknologi sederhana nilai Nox 80 persen yang paling berbahaya, dan juga nilai NNhc itu 40 persen jadi hanya dengan satu device sebuah engine diesel jadi ramah lingkungan," kata Agus menjelaskan.
Untuk itu kata Agus, Pemerintah Indonesia saat ini memberikan kesempatan untuk para produsen berinovasi menciptakan produk-produk ramah lingkungan. Sementara itu, pemerintah akan berupaya memberikan bantuan dengan penyediaan infrastruktur.
"Intinya kita memberikan dorongan kepada produsen agar mereka menciptakan produk-produk ramah lingkungan, serta kami bantu penyediaan infrastruktur," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Industri Otomitif Berbasis EV
Sebagai informasi, saat ini sudah banyak pengembangan produk otomotif yang menggunakan teknologi elektrik seperti PHEV, EV, maupun teknologi berbasis hidrogen.
Namun dalam hal ini pemerintah mendorong produsen untuk mengembangan industri otomitif berbasis EV. Mengingat jumlah bahan bakunya tersedia melimpah di Tanah Air.
Namun, Agus menyerahkan kembali kepada para produsen dalam hal pengembangan teknologinya. Terpenting mengarah green economy.
"Kita serahkan kepada produsen, tapi yang akan kita atur adalah teknologi yang menuju green. Green otomotif jadi kita kasih ke produsen, produsen ke pasar. Jadi itu pilihan saja , tapi bagi pemerintah yang penting ada hitungan ke menuju green," tutur Agus.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement