Liputan6.com, Jakarta - Angan bahagia akan hari pernikahan seketika berubah jadi mimpi terburuk bagi seorang calon pengantin wanita. Ia tidak hanya ditipu wedding organizer (WO) yang seharusnya bertanggung jawab atas momen sakral tersebut, namun juga dikhianati si calon suami.
Cerita ini jadi viral di media sosial ketika akun Instagram @sylvara.makeup membagikan krnologinya. "Innalillahi. Hari ini enggak jadi makeup-in wedding. Keluarga CPW (calon pengantin wanita) kena tipu WO. Gedung enggak di-booking, enggak ada dekor dan katering, WO enggak bisa dihubungi. Semoga keluarga tabah," tulisnya.
Baca Juga
Advertisement
Saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (17/11/2021), Sylvara yang merupakan seorang makeup artist (MUA) menjelaskan, seharusnya akad nikah berlangsung pada Minggu, 14 November 2021 pukul 10 pagi. "Aku sudah tiba pukul 6. Situasi gedung masih perboden, pakai rantai di gerbang masuk, terus (di) dalam gedung gelap dan masih berbentuk barisan kursi untuk acara vaksin," tuturnya melalui pesan.
"Satpam juga sampai bilang enggak ada event. Syok banget, kaget banget lihat keadaan kosong seperti itu. Malahan sebelum berangkat ke gedung, aku selalu konfirmasi ke CPW kalau sudah mau berangkat," imbuhnya.
"Tiba-tiba ditelepon CPW, makeup baru bisa masuk jam 7, dekor jam 4 subuh, karena ada sistem PPKM dari gedung, malamnya (CPW diinfo) WO. Aku ditelpon CPW jam 5.30," tutur Sylvara.
Lebih lanjut dikatakan bahwa calon pengantin wanita ternyata ditipu calon suaminya. "Alasannya CPP (calon pengantin pria) yang urus semua, CPW enggak boleh ikut campur. Bahkan keluarga CPW pun hanya menerima saja, enggak boleh ikut campur," Sylvara mengatakan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sempat Technical Meeting
Sylvara mengatakan, selain dirinya, hanya tim busana pengantin, perias hena, dan keluarga calon pengantin wanita yang hadir di lokasi pernikahan. "Yang bikin shock, CPP tidak hadir sampai detik ini," tulisnya di unggahan tersebut.
Sebelum hari H, pemenang Make Over MUA HUNT 2020 ini mengatakan dirinya sempat melakukan virtual technical meeting (TM) dengan WO. "Itu di tanggal 4 November jam 8 malam, dihadiri WO, yang kemungkinan WO bodong, CPW, CPP, dan enggak tahu (siapa lagi), enggak ada nama vendor lain," tuturnya.
"Karena hujan deras, koneksiku putus-putus, jadi enggak jelas yang dibahas apa. Bahkan saat TM itu aku tidak tahu siapa saja nama vendornya, padahal sudah minta ke CPW list nama vendor. Ternyata CPW juga kurang tahu karena semua yang urus CPP," papar Syvlvara.
"Setelah TM itu, direncanakan kembali TM ulang malam jam 11, what enggak wajar banget, tapi aku enggak hadir. Entah benar TM atau enggak," imbuhnya. Ia menyebut, TM umumnya dilaksanan minimal H-2 minggu sampai maksimal H-7 di gedung acara.
Advertisement
Jangan Lagi Terulang
Saat berkomunikasi dengan perwakilan WO, Sylvara mengatakan bahwa mereka kurang profesional. "Rundown seadanya, list vendor enggak dikasih, enggak ada TM di venue," tuturnya.
Untuk vendor yang datang ke tempat, kata Slyvara, sebagian ada yang sudah dibayar lunas, sementara ada juga yang baru DP. "Ini pertama kalinya saya mengalami kejadian seperti ini," tambahnya.
"Sekarang lagi diproses ke Polres Bogor Timur kata CWP-nya. Semoga ada penyelesaian," ucap Sylvara.
Menghindari kejadian serupa terulang, ia menyarankan, baiknya sebelum memutuskan menikah, periksa dulu latar belakang calon pasangan. "Lalu saat mau menikah, pakai vendor yang terpercaya, libatkan keluarga dalam membantu memutuskan, jangan sampai enggak tahu sama sekali karena alasan keluarga calon yang urus," katanya.
"Jangan serba mendadak, lebih baik H-3 bulan sampai H-6 bulan booking vendor pernikahan," tandasnya.
Infografis Kekerasan dalam Pacaran
Advertisement