Liputan6.com, Jakarta Bintang Rose Ayling-Ellis dan pasangan dansanya dipuji karena memberikan penghormatan kepada komunitas tunarungu selama pertunjukan mereka pada hari Sabtu.
Aktris EastEnders, kontestan tunarungu pertama dalam sejarah pertunjukan, menari bersama Giovanni Pernice diiringi musik oleh Clean Bandit dan Zara Larsson. Namun di tengah pertunjukan, musik berubah menjadi hening saat pasangan itu tetap menari.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari BBC, penampilan mereka menerima skor hampir sempurna dari Anton Du Beke dan rekan-rekan jurinya. Bahkan ketua juri Shirley Ballas berdiri untuk memberi hormat pada pertunjukan tersebut.
"(Pertunjukan) ini akan terukir di hati saya untuk waktu yang lama. Itu benar-benar indah. Saya yakin komunitas tunarungu akan sangat bangga dengan Anda," katanya.
Banyak kiriman pesan positif
Aktris berusia 26 tahun itu memberikan penghormatan kepada pasangan dansanya Pernice secara langsung di acara itu setelah pertunjukan karena telah membantunya menyampaikan pesan pribadinya yang kuat.
“Saya merasa sangat berterima kasih atas tekad Anda untuk menjadikan tarian ini sebagai tarian yang paling positif, bahagia. Itu karena Anda tahu bahwa menjadi Tuli tidak ada yang salah, sangat menyenangkan menjadi Tuli, dan saya pikir itu mengatakan banyak tentang Anda sebagai pribadi," katanya.
Pasangan itu juga dikirimi pesan video dari Hamilton Lodge School and College, sebuah sekolah untuk anak-anak tunarungu, yang murid-muridnya berterima kasih kepada mereka karena menggunakan bahasa isyarat. "Anda adalah panutan yang hebat bagi kami karena Anda menunjukkan bahwa orang Tuli dan mendengar dapat bekerja sama untuk mencapai apa pun. Sehingga kami ingin banyak orang lain seperti Anda, yang belajar bahasa isyarat," puji mereka.
Advertisement
Mengubah sikap seputar ketulian
Pemain perkusi Dame Evelyn Glennie, yang telah tuli sejak usia 12 tahun, menggambarkan Ayling-Ellis sebagai teladan yang luar biasa karena ia telah begitu baik mengintegrasikan situasinya dengan masyarakat umum dan rekan-rekannya."
"Saya pikir mungkin dampak terbesar adalah lonjakan kesadaran bahasa isyarat," katanya, mencatat bagaimana bahasa itu juga dapat digunakan oleh orang-orang non-tuli yang kesulitan berkomunikasi secara vokal. Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang keheningan dalam pertunjukan, karena banyak orang Tuli tidak hidup di dunia yang sunyi (bagi mereka itu hal yang sudah biasa).
Menurut Chalmers, yang terluka dalam ledakan bom di Afghanistan saat menjabat sebagai Marinir Kerajaan, "menyenangkan melihat orang berbicara tentang disabilitas, apalagi bisa melihat lebih jauh dari itu."
Chalmers juga awalnya merasa dirinya tidak bisa vokal tentang disabilitasnya, namun sejak ia bergabung di Stricktly, ia memuji produser karena telah membuat adaptasi untuk Ayling-Ellis daripada ia yang harus membuat adaptasi dengan program.
"Itulah yang perlu dilakukan masyarakat. Mereka perlu menyadari bahwa kita sebenarnya perlu menjadi orang yang mengubah stigma dan bahwa kita juga bisa melakukan banyak hal. Jadi semua orang bisa terlibat," katanya.
Infografis Tak Usah Pilih-Pilih, Ayo Cepat Vaksin Covid-19
Advertisement