Menangkal Hoaks dan Bangkit dari Pandemi dengan Budaya Literasi

Budaya literasi di tengah pandemi menjadi sangat penting sebagai pelecut untuk bisa bangkit kembali.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2021, 22:01 WIB
Kepala Perpusnas RI Syarif Bando, dalam webinar dengan tema 'Bangkit dari Pandemi dengan Literasi melalui Strategi Penguatan Literasi Informasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat', Rabu (17/11/2021). (Liputan6.com/ Istimewa)

Liputan6.com, Bangka Belitung - Budaya literasi harus semakin digencarkan di tengah pandemi Covid-19, guna meningkatkan kembali perekonomian masyarakat. Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando mengatakan, literasi mampu menciptakan manusia unggul yang kreatif dan inovatif untuk menghasilkan barang dan jasa berkualitas. Hasil produktivitas tersebut berperan mewakili negara dalam persaingan global serta meningkatkan devisa negara.

"Di kalangan masyarakat Indonesia, literasi sudah bagus tapi arahnya belum satu visi terutama dengan RPJMN 2020-2024 yang titik tolaknya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)," ujar Syarif Bando, dalam webinar dengan tema Bangkit dari Pandemi dengan Literasi melalui Strategi Penguatan Literasi Informasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, yang digelar virtual, Rabu (17/11/2021).

Lebih lanjut, Syarif Bando mengatakan, literasi berfungsi untuk mengukur tingkat inteligensi seseorang. Intelegensi bisa meningkat dengan membaca. "Bangku terakhir bagi setiap orang yang tidak sekolah adalah perpustakaan. Jantung pendidikan adalah perpustakaan," ucapnya.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Muhammad Soleh, mengakui perpustakaan berperan besar dalam peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, agar layanan perpustakaan di Kepulauan Bangka Belitung dapat tetap berkontribusi pada era new normal, ada yang harus diperhatikan.

"Tiga hal penting yang harus diperhatikan untuk pelaksanaan kegiatan perpustakaan di era new normal, yaitu layanan sirkulasi perpustakaan, penggunaan akses digital, dan inovasi pelaksanaan kegiatan di perpustakaan secara virtual dan onsite,” jelasnya.

Soleh menambahkan, perpustakaan di Kepulauan Bangka Belitung juga menumbuhkan mitra dan dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

 


Budaya Literasi Tangkal Hoaks

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Kepulauan Bangka Belitung, Heliyana, menjelaskan akan mendorong pemerintah daerah, dalam hal ini dinas perpustakaan, untuk penguatan program yang berhubungan dengan peningkatan literasi. Beberapa di antaranya mendorong pembangunan perpustakaan, sinergi antarseluruh pihak, memperbanyak jenis layanan, mendorong budaya literasi, mengawasi kinerja pemerintah untuk penguatan literasi, dan bersama melakukan pengembangan dan pembinaan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Bangka Belitung, Andri Nurtito, menyampaikan situasi pandemi Covid-19 di Bangka Belitung sudah berada pada level 2. Saat ini, angka kasus positif Covid-19 di bawah 10 kasus. Meskipun jumlahnya sudah menurun, penerapan protokol kesehatan harus tetap diberlakukan.

Baginya, kata kunci untuk melawan pandemi Covid-19 adalah masyarakat yang berdaya melalui literasi kepustakaan. Hal ini bermanfaat untuk mengedukasi masyarakat sehingga dapat memotong rantai penularan.

"Mencerdaskan masyarakat terhadap kegemaran membaca dalam konteks literasi penting dilakukan sehingga pandemi bisa diatasi dengan maksimal. Selain itu, informasi hoaks terkait informasi vaksin hingga jumlah kasus, bisa ditangkal melalui budaya literasi," tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya