Liputan6.com, Jakarta - Wonogiri adalah adalah kabupaten di Jawa Tengah yang beribu kota di Kecamatan Wonogiri. Secara geografis, kabupaten ini berlokasi di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah. Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, bagian selatan langsung di bibir Pantai Selatan, bagian barat berbatasan dengan Gunungkidul di Provinsi Yogyakarta.
Bagian timur berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Pacitan. Luas kabupaten ini 1.822,37 kilometer persegi dengan populasi 928.904 jiwa pada 2016 dan meningkat menjadi 1.043.576 pada awal 2021.
Keadaan alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping, terutama di bagian selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang merupakan sumber mata air dari Bengawan Solo. Kabupaten Wonogiri terdiri dari 25 kecamatan, 43 kelurahan, dan 251 desa.
Secara umum, wilayah Kabupaten Wonogiri terbagi menjadi dua kelompok. Wilayah selatan yang membentang dari perbatasan Kabupaten Pacitan (Provinsi Jawa Timur) sampai perbatasan Kabupaten Gunungkidul (Provinsi DIY) adalah wilayah yang kaya dengan pegunungan kapur.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, wilayah utara yang membentang dari area timur berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur), area utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, dan area barat berbatasan dengan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, memiliki karakteristik yang relatif mendukung untuk pertanian.
Asal kata Wonogiri berasal dari bahasa Jawa, wana (alas/hutan/sawah) dan giri (gunung/ pegunungan). Nama ini sangat tepat menggambarkan kondisi wilayah Kabupaten Wonogiri yang memang sebagian besar berupa sawah, hutan, dan gunung.
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Wonogirie. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Wonogiri yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Kota Gaplek
Wonogiri adalah daerah penghasil singkong atau ubi kayu dengan produksi lebih dari 1 juta ton per tahun. Alhasil, produksi singkong meningkat karena menjadi bahan makanan utama warga Wonogiri. Bahkan, ada wilayah yang monokultur, hanya menanam singkong sepenuhnya.
Singkong yang diproduksi kemudian diolah menjadi tiwul. Karena itu pula, Wonogiri dijuluki sebagai Kota Gaplek, yakni sebutan bagi singkong yang dikeringkan.
Pada masa sekarang, singkong bisa dibuat tape, getuk, tepung, atau jadi penganan ringan seperti singkong keju. Kebiasaan itu membuat orang Wonogiri selalu menanam singkong setiap tahun hingga kini.
2. Pangeran Sambernyawa
Sejarah Wonogiti tak bisa lepas dari Raden Mas Said atau KGPAA Mangkunegara I. Ia menjadikan Wonogiri sebagai basis perjuangan melawan penjajahan Belanda.
Pertempuran terhebat terjadi pada 1752 sampai 1757. Pada pertempuran inilah ia dijuluki Pangeran Sambernyawa oleh pihak VOC, karena dalam setiap peperangannya, selalu membawa kematian bagi para musuhnya. Tak ada yang bisa mengalahkan RM Said.
Pada 28 Desember 1757, RM Said diangkat menjadi kepala pemerintahan dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegara I. Ia banyak berjasa bagi kesejahteraan rakyat. Ia memperbaiki perekonomian rakyat dengan membangun tempat-tempat peribadatan dan mengembangkan kebudayaan dengan penulisan babad.
RM Said memerintah selama kurang lebih 40 tahun dan wafat pada 28 Desember 1795. Pada 1983, pemerintah mengangkat Mangkunegara I sebagai pahlawan nasional, karena jasa-jasa kepahlawanannya. Ia mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3. Wisata Wonogiri
Ada banyak tempat wisata yang bisa dikunjung di Wonogiri, di antaranya objek wisata Waduk Gajah Mungkur, Wisata Pantai Nampu dan wisata Gantole. Terdapat sebuah situs bersejarah bernama Kahyangan di Dusun Dlepih, Tirtomoyo, yang jaraknya sekitar 47 km dari ibu kota Kabupaten Wonogiri.
Desa Taman yang berlokasi di Kahyangan pernah menjadi sentra batik tulis, yang produknya banyak disetorkan ke Solo, untuk diproses lebih lanjut. Seiring dengan diperkenalkannya teknik pembuatan genting press yang hasilnya cepat diperoleh, semakin lama industri batik tradisional di desa ini semakin tergeser.
Destinasi wisata lainnya yang tak kalah menarik adalah Pantai Sembukan, Gua Putri Kencono, Museum Wayang Kulit, Taman Bidadari Edupark, Menara Pandang Soko Gunung, Air Terjun Kalimas, Bukit Cumbri dan masih banyak lagi.
4. Tari Kethek Ogleng
Tari Kethek Ogleng merupakan salah satu seni tari tradisional yang menyajikan gerak lucu kera putih dengan iringan musik gamelan riang menghentak dan menghibur. Kethek Ogleng berkembang di Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Pacitan dan sebagian Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta.
Khusus di Wonogiri, Tari Kethek Ogleng telah menjadi ikon atraksi budaya dan pariwisata. Konon, Kethek Ogleng diciptakan oleh warga setempat bernama Darjino yang kemudian disempurnakan oleh Suwiryo. Di tangan Suwiryo, gerakan tariannya diubah lagi hingga menyerupai gerakan-gerakan kera yang ternyata sangat digemari oleh masyarakat luas.
Setelah Suwiryo meninggal, tarian itu diteruskan oleh Sukijo hingga sekarang dan menjadi salah satu ikon Kabupaten Wonogiri. Tidak diketahui secara pasti kapan tarian ini diciptakan.
Cerita dalam tari kethek ogleng diilhami dari legenda Panji yang di dalamnya terdapat cerita tentang kethek (kera). Kesenian kethek ogleng difungsikan sebagai kesenian rakyat pascapanen atau hiburan pada saat pesta hajatan, khitanan, nazar setelah sembuh dari sakit, atau ketika berhasil mencapai sesuatu yang diinginkan.
Advertisement
5. Kuliner Khas Wonogiri
Ada beragam kuliner khas Wonogiri. Yang paling dikenal adalah Nasi Tiwul atau Thiwul. Tiwul dibuat dari gaplek. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras tapi cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Tiwul dipercaya bisa mencegah penyakit maag.
Ada juga makanan dari singkong yang disebut Pindang. Makanan ini berasal dari tepung singkong yang dimasak dengan daging kambing, Makanan khas lainnya adalah bakso dan mi ayam yang merupakan kuliner tradisional asli daerah Wonogiri. Banyak pedagang mi ayam dan bakso di luar daerah bahkan berasal dari Wonogiri.
Ada pula Cabuk yang biasa disantap bersama Gudangan, yaitu makanan berupa sayur-sayuran yang telah direbus dan dicampur dengan sambal dari cabai dan parutan kelapa.
6. Industri Jamu sampai Batu Akik
Kabupaten Wonogiri memiliki beberapa perusahaan yang maju. Deltomed Laboratories dan Air Mancur adalah contoh perusahaan jamu yang dikenal luas di tingkat nasional. Industri jamu juga terdapat pada level industri kecil, banyak perajin jamu yang memasarkan produk mereka di pasaran lokal. Banyak pula perajin jamu yang merantau ke luar daerah, lalu eksis di kota-kota besar di Indonesia.
Wonogiri juga memiliki industri makanan bakso. Mereka juga banyak yang merantau ke luar daerah, lalu mendapatkan hasil yang memuaskan. Industri transportasi di Kabupaten Wonogiri juga turut memberikan sumbangan. Beberapa perusahaan transportasi bus AKAP (antar kota antar provinsi) banyak terdapat dan dimiliki oleh pengusaha lokal.
Ada juga industri batu akik yang berlokasi di Kecamatan Giriwoyo juga menjadi salah satu potensi penggerak ekonomi di Kabupaten Wonogiri. Beberapa industri kecil dan menengah di Kabupaten Wonogiri yang juga potensial dan sedang menggeliat adalah sektor industri furnitur dan batik.
5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi
Advertisement