Liputan6.com, Adis Ababa - PBB menyuarakan peringatan pada Selasa atas lonjakan penangkapan di Ethiopia sejak negara itu memberlakukan keadaan darurat pada 2 November.
Badan hak asasi manusia PBB mengatakan sebagian besar dari mereka yang ditahan di ibukota Ethiopia Addis Ababa serta di Gondar, Bahir Dar dan lokasi lainnya berasal dari Tigrayan.
Baca Juga
Advertisement
"Menurut laporan, setidaknya 1.000 orang diyakini telah ditahan, dengan beberapa laporan menyebutkan angka itu jauh lebih tinggi," kata juru bicara, Liz Throssell kepada wartawan di Jenewa.
Penangkapan itu terjadi sejak pemerintah Perdana Menteri Abiy Ahmed mengumumkan keadaan darurat dua minggu lalu, ketika pejuang Front Pembebasan Rakyat Tigray mengancam akan berbaris di ibu kota, seperti dikutip dari Arab News, Kamis (18/11/2021).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penahanan yang Dicurigai Kelompok Teroris
Pengacara juga mengatakan bahwa ribuan orang Tigrayan telah ditahan secara sewenang-wenang sejak pengumuman tindakan tersebut, yang memungkinkan pihak berwenang untuk menahan tanpa surat perintah siapa pun yang dicurigai mendukung kelompok teroris.
Di antara mereka yang ditangkap sejak keadaan darurat diumumkan adalah sejumlah staf PBB.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengulangi seruannya untuk segera membebaskan para karyawan, dalam sebuah pernyataan dari juru bicaranya Stephane Dujarric pada Selasa malam.
Reporter: Cindy Damara
Advertisement