Liputan6.com, Jakarta - Pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung di Indonesia diibaratkan seperti lintasan Sirkuit Mandalika. Sebab, pemulihan ekonomi yang tengah dijalankan harus melewati sejumlah tikungan.
Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam diskusi di JCC, Jakarta Pusat.
Advertisement
Menurut dia, saat ini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengakselerasikan pertumbuhan ekonomi. Sebab, agenda politik dinilai baru akan terjadi pada tahun 2003, sehingga di tahun depan pemerintah bisa memaksimalkan momentum pertumbuhan ekonomi.
"Ini menjadi glden momen untuk menggenjot pertumbuhan di tahun 2022," kata Airlangga, Kamis (18/11).
Hanya saja, harus diakui Airlangga, momentum pertumbuhan yang diharapkan tidak akan berjalan dengan mudah. Sebaliknya akan seperti sirkuit Mandalika yang memiliki banyak tikungan.
Tikungan pertama masih berkutat pada kasus-kasus Covid-19 dengan beragam variannya. "Tikungannya adalah Covid-19 dan variannya, nanti Menkes memitigasinya," kata dia.
Di sisi geopolitik dinilai akan lebih baik karena antara China dan Amerika Serikat sudah mulai menjalin komunikasi. Ada juga tikungan lonjakan inflasi global dan rencana tapering off di Amerika Serikat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Energi
Di masa depan harga energi juga akan terus meningkat. Tingginya harga energi ini diperkirakan bisa berdampak pada APBN, terutama dengan utilitas listrik maupun subsidi energi.
Tikungan lainnya datang dari ancaman perubahan iklim. Terlebih di tahun ini musim hujan terjadi terus-menerus sehingga ketersediaan pangan relatif terjaga. Hanya saja, BMKG memperkirakan kondisi yang sama tidak akan selalu sama.
"Menurut BMKG tahun depan berbeda, tentu ini yang harus kita jaga," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement