Maskapai Nasional Kini Menggantungkan Harapan pada Penerbangan Domestik

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menilai positif bahwa pasar penerbangan domestik masih memberikan harapan bagi maskapai penerbangan nasional.

oleh Arief Rahman H diperbarui 18 Nov 2021, 13:40 WIB
Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra saat berkenalan kepada media di Jakarta, Jumat (24/1/2020). Dalam perkenalan tersebut Triawan dan Irfan memaparkan program program baru untuk pembenahan Garuda Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menilai positif bahwa pasar penerbangan domestik masih memberikan harapan bagi maskapai penerbangan nasional. Kuncinya, kata dia, ada pada soliditas para pelaku di industri penerbangan.

Irfan menilai selain dari penerbangan penumpang, sektor kargo dan penerbangan charter juga memiliki prospek baik di masa pandemi. Lebih jauh, Bos Garuda Indonesia itu optimistis kedepannya permintaan untuk pemanfaatan jasa penerbangan akan berangsur meningkat baik kedepannya.

“Pasar penerbangan domestik masih berikan harapan bagi maskapai penerbangan nasional pun demikian kargo udara dan charter flight kian prospektif di tengah pandemi. Hal itu mendasari keyakinan bahwa momentum industri penerbangan kembali reborn dapat terus diakselerasi secara komprehensif melalui soliditas seluruh pelaku industri,” katanya dalam pembukaan RUA Indonesia National Air Carriers (INACA), Kamis (18/11/2021).

Pembina INACA itu juga mengatakan bahwa peningkatan demand akan terjadi seiring dengan vaksinasi yang terus dijalankan pemerintah. Ia menaksir, sebaran vaksinasi mampu menjadi game changer dalam industri penerbangan karena dengan semakin banyak yang telah mendapatkan suntikan vaksin, maka herd imunity akan cepat terbentuk.

“Pandemi ini mengingatkan kita dalam menghadapi turbulensi yang mungkin akan terjadi di masa depan. Oleh karenanya perlu dipahami bersama mitigasi risiko harus dipastikan kita semakin agile,” katanya.

Ia menilai, bagi pelaku di industri penerbangan, dalam menghadapi krisis pandemi, manajemen risiko yang baik perlu jadi salah satu upaya yang ditempuh. Caranya, melalui proses mitigasi risiko yang dilakukan secara terencana, komprehensif, dan terintegrasi.

“Manajemen risiko jadi kata kunci untuk mengelola risiko di masa depan, seluruh stakeholder penerbangan diharapkan tak hanya menerapkan manajemen risiko tapi juga dapat mampu membudaya risiko dalam organisasi,” katanya.

“maka organisasi akan memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai risiko dan mengurangi dampaknya, sehingga tiap organisasi akan lebih tanggap terhadap berbagai turbulensi,” imbuhnya.

Ia juga berharap kedepannya, berbagai pihak yang terlibat dalam industri penerbangan mampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan krisis pasca pandemi dan tantangan lainnya kedepan. Selain bertahan, Irfan berharap sektor ini juga mampu untuk tetap tumbuh di sela-sela krisis.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tingkatkan Potensi

Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan dengan INACA yang turut serta dalam meningkatkan konektivitas di daerah di Indonesia mampu memberikan dampak positif.

Termasuk pada peningkatan potensi daerah sehingga mampu berdampak pada perkembangan ekonomi nasional.

“Diharapkan dalam waktu dekat ini INACA turut serta mendukung percepatan ekonomi nasional sama dengan Kadin Indonesia, yang melakukan inisiatif untuk meningkatkan konektivitas antar daerah sampai ke pelosok melalui program jaringan ppenerbangan pelosok Indonesia,” katanya.

“Sehingga mampu membantu percepatan perkembangan potensi daerah tersebut serta menjadikan keseimbangan suplai kapasitas dan demand penerbangan sesuai keperluan jumlah penumpang sesuai dengan tantangan saat ini,” tambahnya.   

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya