Liputan6.com, Jakarta - Di era sekarang ini, kemampuan untuk menggunakan dan memahami Bahasa Inggris menjadi keterampilan yang sangat penting, apalagi melihat fungsinya sebagai salah satu bahasa internasional.
Sementara Presiden Joko Widodo telah mengidentifikasi pendidikan sebagai fokus utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang dalam pemulihan dari pandemi COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
Bagaimana penguatan sistem pendidikan bahasa Inggris membutuhkan inovasi di bidang penilaian bahasa (language assessment), serta proses pembelajaran dan pengajaran? Bagaimana kerangka penilaian bahasa merupakan referensi penting bagi proses pembuatan kebijakan untuk sistem pendidikan nasional bahasa Inggris yang lebih maju lagi?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dibahas secara mendalam pada 4th National Symposium on Languange Assessment yang kembali diselenggarakan oleh Yayasan British Council Indonesia.
Pada 16 November 2021, British Council bekerja sama dengan TEFLIN (The Association for the Teaching of English as a Foreign Language in Indonesia) menggelar The 4th National Symposium on Language Assessment dengan tema Stronger, More Relevant, More Connected: The Future of English Language.
Dalam acara tersebut dibahas mengenai bagaimana standar dan kerangka bahasa membangun sistem pembelajaran komprehensif yang lebih kuat, dan membangun rangkaian keterampilan untuk kelayakan kerja di masa depan, serta menghubungkan komunitas internasional.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berkomitmen Dalam Penguatan Bahasa Inggris
Prof. Utami Widiawati selaku Presiden TEFLIN berharap adanya kerja sama dengan British Council dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mereka dapat merealisasikan aspirasinya melalui pembelajaran Bahasa Inggris yang berkualitas.
“Kita harapkan simposium ini dapat menghasilkan sejumlah rekomendasi praktis untuk mengatasi tantangan dan sekaligus menangkap peluang penilaian bahasa dalam konteks pendidikan di Indonesia.”
Sementara itu, Direktur Pendidikan British Council Indonesia, Colm Downes menyebutkan bahwa adanya forum ini untuk saling bertukar pengetahuan, membahas peluang dan tantangan dalam pendidikan Bahasa Inggris.
Peneliti senior British Council UK, Dr. Jamie Duniea dalam penghujung pemaparannya, menyebutkan meskipun teori-teori itu bagus, perlu adanya latihan untuk mengaplikasikannya, seraya menambahkan “perlu adanya komitmen, kolaborasi, dedikasi dan banyak latihan”.
Diskusi tersebut juga menyinggung pengenalan dan adopsi standar serta kerangka bahasa seperti CEFR (Common European Framework of reference for Languages) ke dalam sistem pendidikan untuk mengembangkan keterampilan Bahasa Inggris kepada peserta didik.
Subhan Zein, perwakilan dari Universitas Queensland mengatakan bahwa CEFR digunakan sementara sebagai jalan pintas mengukur kemampuan Bahasa Inggris, selagi beliau menyiapkan kerangka pembelajaran untuk masa depan.
British Council terus mendukung upaya penguatan sistem pendidikan nasional yang mendukung Bahasa Inggris berkualitas tinggi.
Reporter: Cindy Damara
Baca Juga
Lewat Breaking Barriers, Inggris dan Indonesia Bantu Penyandang Disabilitas hingga Kelompok di Daerah Terpencil
British Council Indonesia Dukung Tac_Tiles, Produk Inklusif Bagi Tunanetra dari Campuran Limbah Puntung Rokok-Plastik
Mendorong Masa Depan Inklusif, Kolaborasi Inggris-Indonesia untuk Penyandang Disabilitas
Advertisement