Neraca Pembayaran Indonesia Surplus Rp 152 Triliun

Dengan surplus neraca perdagangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 mencapai USD 146,9 miliar,

oleh Tira Santia diperbarui 19 Nov 2021, 14:31 WIB
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonesia, Jakarta (4/4). Bank Indonesia melaporkan jika Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) surplus pada kuartal III 2021. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia melaporkan jika Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) surplus pada kuartal III 2021 sehingga menopang ketahanan eksternal. NPI surplus USD 10,7 miliar (Rp 152,2 triliun), setelah defisit USD 0,4 miliar pada kuartal sebelumnya.

"Kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi berjalan yang mencatat surplus, berbalik dari kuartal sebelumnya yang tercatat defisit, serta surplus transaksi modal dan finansial yang makin meningkat," jelas Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, Jumat (19/11/2021).

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 mencapai USD 146,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan USD 137,1 miliar pada akhir Juni 2021.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Transaksi berjalan pada kuartal III 2021 mencatat surplus, terutama ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang naik signifikan.

Transaksi berjalan pada periode laporan mencatat surplus USD 4,5 miliar (1,5 persen dari PDB), setelah pada kuartal sebelumnya defisit USD 2 miliar (0,7 persen dari PDB).

Kinerja positif tersebut terutama dikontribusikan oleh surplus neraca barang yang makin meningkat, didukung kenaikan ekspor nonmigas sejalan dengan masih kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional.

Selain itu, defisit neraca jasa tercatat lebih rendah, antara lain disebabkan oleh perbaikan kinerja jasa transportasi yang didukung oleh meningkatnya penerimaan jasa freight sejalan dengan peningkatan aktivitas ekspor.

Di sisi lain, defisit neraca pendapatan primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi langsung yang dipengaruhi oleh perbaikan kinerja korporasi berbasis sumber daya alam (SDA).

 

 

 


Transaksi Modal dan Finansial

Ilustrasi Bank Indonesia.

Transaksi modal dan finansial pada kuartal III 2021 mencatat surplus yang makin meningkat, terutama bersumber dari investasi langsung.

Pada kuartal III 2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus USD 6,1 miliar (2,0 persen dari PDB), lebih tinggi dari capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar USD 1,6 miliar (0,6 persen dari PDB).

Surplus tersebut bersumber dari aliran masuk neto (net inflows) investasi langsung yang tetap terjaga USD 3,3 miliar.

Investasi lainnya juga mengalami surplus, setelah mengalami defisit pada kuartal sebelumnya, yang dipengaruhi oleh penurunan pembayaran neto pinjaman luar negeri, peningkatan penempatan simpanan nonresiden di dalam negeri, serta tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR).

Selain itu, investasi portofolio selama kuartal III 2021 juga mencatat net inflows yaitu sebesar USD 1,1 miliar, meskipun menurun dari kuartal sebelumnya yang sebesar USD 4 miliar, sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung.

Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya