Liputan6.com, Wuhan - Jurnal ilmiah terbaru mengungkapkan bahwa kasus COVID-19 pertama adalah seorang wanita yang bekerja sebagai pedagang di sebuah pasar di Wuhan, China.
Dilansir BBC, Jumat (19/11/2021), awalnya pasien pertama COVID-19 yang diketahui adalah seorang pria akuntan yang tampaknya tidak memiliki hubungan dengan pasar, tetapi ada spekulasi bahwa virus menyebar dari laboratorium, menurut sebuah penelitian di AS.
Baca Juga
Advertisement
Asal muasal virus penyebab COVID-19 masih menjadi misteri dan menjadi sumber utama ketegangan antara China dan Amerika Serikat.
Sebuah studi bersama oleh China dan World Health Organization (WHO) tahun ini mengesampingkan teori bahwa COVID-19 berasal dari laboratorium dengan mengatakan bahwa hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa virus itu menginfeksi manusia secara alami, mungkin juga melalui perdagangan satwa liar.
Sebuah tim ahli yang dipimpin WHO menghabiskan empat minggu di sekitar pusat kota Wuhan dengan para ilmuwan China dan mengatakan dalam laporan bahwa virus Sars-CoV-2 mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain, tetapi butuh penelitian lebih lanjut untuk itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan dari Laboratorium, Melainkan dari Pasar
Akuntan yang secara luas dianggap sebagai orang pertama dengan COVID-19, melaporkan bahwa gejala pertamanya muncul pada 16 Desember, beberapa hari lebih lambat dari yang diketahui sebelumnya, kata kepala ekologi dan biologi evolusi di Universitas Arizona, Michael Worobey. Hal ini diungkapkannya dalam studi yang diterbitkan dalam Science Journal pada Kamis, 18 November.
Kebingungan itu disebabkan oleh masalah gigi yang dialami pria pada 8 Desember 2019, kata penelitian tersebut.
"Gejalanya muncul setelah beberapa kasus pada pekerja di Pasar Huanan menjadikan seorang penjual makanan laut wanita di sana sebagai kasus paling awal yang diketahui, dengan serangan penyakit pada 11 Desember," kata studi tersebut.
Sebagian besar kasus gejala awal terkait dengan pasar, khususnya ke bagian barat tempat anjing rakun dikurung, dan itu memberikan bukti kuat tentang asal muasal pandemi yang datang dari pasar hewan hidup.
Prof. Worobey adalah salah satu dari 15 ahli atau lebih yang pada pertengahan Mei menerbitkan sebuah kolom di Science menuntut pertimbangan serius tesis bahwa virus telah bocor dari laboratorium di Wuhan.
Dalam artikel terbaru ini, ia berpendapat bahwa penelitiannya tentang asal mula wabah yang datang dari pasar hewan hidup telah terbukti kuat.
Advertisement
Sebagian Besar Awal Kasus COVID-19 dari Pasar Huanan
Salah satu kritik sebelumnya terhadap teori pasar adalah karena otoritas kesehatan meningkatkan peringatan tentang kasus penyakit mencurigakan yang terkait dengan pasar sedini 30 Desember 2019. Hal itu akan menimbulkan bias yang mengarah pada identifikasi lebih banyak kasus di sana daripada di tempat lain, karena perhatian sudah tertuju padanya.
Untuk melawan argumen itu, Prof. Worobey menganalisis kasus yang dilaporkan oleh dua rumah sakit sebelum peringatan dinaikkan. Kasus-kasus itu juga sebagian besar dengan pasar dan kasus-kasus yang tidak terkonsentrasi secara geografis di sekitarnya.
"Di kota berpenduduk 11 juta orang ini, setengah dari kasus awal terkait dengan tempat sebesar lapangan sepak bola," kata Worobey kepada New York Times.
“Menjadi sangat sulit untuk menjelaskan pola itu jika wabah tidak dimulai di pasar.”
Peter Daszak, pakar penyakit yang tergabung dalam tim investigasi WHO, mengaku yakin dengan analisis Prof Worobey. “Tanggal 8 Desember itu adalah kesalahan,” katanya kepada Times.
WHO bulan lalu mengusulkan panel ahli baru untuk menyelidiki sumber Virus Corona COVID-19.
Penulis: Anastasia Merlinda
Infografis Virus Corona Covid-19 Bukan dari Laboratorium Wuhan
Advertisement