Kemenko PMK Sebut Masih Ada Kesenjangan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Agus Suprato menuturkan, kesenjangan dan disparitas yang terjadi di Indonesia menjadi tantangan mengubah pandemi Covid-19 menjadi endemi.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2021, 19:07 WIB
Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 tahap kedua kepada warga lansia di di RPTA Gajah Tunggal, Jakarta Barat, Rabu (21/4/2021). Berdasarkan data hingga 19 April 2021, total 10.966.934 orang Indonesia telah menjalani vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Deputi III Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprato menuturkan, kesenjangan dan disparitas yang terjadi di Indonesia menjadi tantangan mengubah pandemi Covid-19 menjadi endemi.

"Mengubah dari pandemi menjadi endemi tentunya tidak bisa langsung, tetapi harus lewat epidemi terlebih dahulu. Permasalahannya sekarang ini adalah disparitas," kata dia dalam diskusi daring, Jumat (19/11/2021).

Kesenjangan vaksinasi Covid-19 itu terlihat perbandingan capaian di provinsi Papua yang masih 25 persen jauh dari target pemerintah. Sementara DKI Jakarta sudah mencapai 133 persen dan Bali 100 persen.

"Kita lihat capaian dosis kedua ini semakin ngeri lagi kesenjangannya, luar biasa," ujar Agus.

Dia mengatakan, kesenjangan penanganan pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi antar provinsi. Dalam satu provinsi juga ditemukan kesenjangan.

Contohnya di Provinsi Aceh, capaian di Kota Sabang masih rendah dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.

"Jadi kesenjangan bisa antar provinsi, tapi juga kesenjangan antar kabupaten/kota di dalam satu provinsi," ujar Agus.

Karena itu pemerintah memiliki tugas meratakan penanganan pandemi Covid-19 di seluruh daerah. Salah satu indikatornya adalah capaian vaksinasi Covid-19.

"Dari segi vaksin saja datanya, ada provinsi yang luar biasa sudah tinggi dan ada provinsi yang baru 20-30 persen. Ini menjadi bagian penting dari upaya-upaya dari pandemi menjadi endemi di dalam kita," kata Agus.

"Tentu untuk menuju endemi, ini dibutuhkan kerja sama semua pihak dan membangun semua sistem kesehatan di daerah masig-masing," jelasnya.

 


Terjadi di Skala Global

Agus mengatakan, kesenjangan juga terjadi di skala global. Antar negara di dunia terjadi disparitas dari cara penanganan pandemi Covid-19.

Jumlah vaksin Covid-19 di dunia saat ini mencapai 600 juta vaksin. Namun, sejumlah negara di Afrika dan Asia belum mendapatkan vaksin. Sampai April 2021 masih ada 10 negara di Afrika yang tak mendapatkan vaksin.

Sementara jumlah vaksin terbesar tercatat ada di Eropa dan penggunaan vaksin Covid-19 terbanyak ada di Amerika Serikat. Oleh karena itu, negara-negara di dunia harus mulai membangun solidaritas dalam pengananan pandemi.

"Saya kira ini bagian yang penting bagaimana epidemi dan endemi itu tercapai. Bila hal ini saja tidak tercapai, maka kita terus dala suatu ancaman Covid-19," kata dia.

 

Reporter: Ahda Bahyaqi/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya