BERANI BERUBAH: Rezeki dari Sampah Serabut Kelapa

Jaenuri memanfaatkan sampah serabut kelapa untuk diolah menjadi kerajinan pot tanaman.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 22 Nov 2021, 06:00 WIB
Jaenuri memanfaatkan sampah serabut kelapa untuk diolah menjadi kerajinan pot tanaman. (Foto: Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta- Jaenuri tak kuasa menahan rasa prihatinnya ketika melihat sampah serabut kelapa berserakan di daerahnya. Sebagai seorang pegiat lingkungan, dia bertekad harus bisa mencari solusi atas masalah ini. 

Ditambah sedang kondisi pandemi, Jaenuri pun ingin mencari solusi yang turut bisa menguntungkan warga sekitar. Apalagi, banyak dari mereka yang terpuruk karena kehilangan pekerjaan. Tak lama, ide pun terbersit untuk mendaur ulang sampah tersebut menjadi kerajinan pot.

“Saya berpikir bahwa sampah tidak selalu identik dengan limbah tapi bagaimana memperlakukan sampah menjadi peluang usaha bisnis bisa memberdayakan masyarakat,” ujarnya kepada Tim Berani Berubah.

“Sehingga saya terpikir untuk membuat industri atau kerajinan yang berbahan baku dari limbah atau sampah,” sambung Jaenuri.

Berkat ide dan kreativitas Jaenuri, kini dia sukses menjadi pelaku UKM produsen pot berbahan serabut kelapa. Mengingat bahwa Malang Selatan adalah sentral perkebunan kelapa, usahanya juga jadi sangat menguntungkan bagi warga dan lingkungan sekitar.

“Tumpukan serabut kelapa ini jika tidak digunakan, tidak dimanfaatkan, itu potensi menimbulkan sampah menjadi limbah yang berpengaruh terhadap lingkungan,” ungkap Jaenuri.

“Awal Covid kemarin bersamaan dengan booming-nya tanaman hias sehingga kehadiran pot ini disambut baik dengan masyarakat,” lanjutnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Utamakan yang Membutuhkan

Jaenuri mengutamakan masyarakat yang membutuhkan untuk menjadi perajin pot serabut kelapanya. (Foto: Liputan6.com).

Dalam menjalankan usahanya, Jaenuri juga memprioritaskan masyarakat yang membutuhkan untuk menjadi pekerjanya. Yakni mulai dari kaum dhuafa, hingga mereka yang terkena PHK akibat pandemi COVID-19.

Hal ini juga guna mengurangi tingkat pengangguran dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk bisa berpenghasilan.

“Saya memprioritaskan masyarakat sekitar terutama kaum duafa, anak-anak putus sekolah pada saat pandemi ini mereka yang paling terpuruk dari segi penghasilan,” tutur Jaenuri.

“Ada yang PHK dari konter, dari perhotelan, dari restoran, kafe, kami pekerjakan di situ,” dia mengakhiri.

Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.

Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya