Dubes Denmark Temui Menkominfo, Bahas Teknologi Kebencanaan hingga Keamanan Data

Dalam pertemuan Menkominfo dan Dubes Denmark untuk Indonesia, beberapa hal yang dibahas adalah soal hubungan kerja sama bidang teknologi kebencanaan, kesehatan, dan keamanan data pribadi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Nov 2021, 15:00 WIB
Menkominfo Johnny G. Plate menerima kunjungan Duta Besar Denmark untuk Indonesia H.E. Lars Bo Larsen, Jumat, 19 November 2021 (Dok. Kemenkominfo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menerima kunjungan Duta Besar Denmark untuk Indonesia, H.E. Lars Bo Larsen di kantornya pada Jumat, 19 November 2021 kemarin.

Pada pertemuan tersebut Menkominfo dan Bo Larsen membahas tentang hubungan kerja sama bidang teknologi kebencanaan, kesehatan, dan keamanan data pribadi masyarakat di ruang digital.

"Kami mendiskusikan banyak hal terkait hubungan Indonesia dan Denmark yang barangkali secara umum masyarakat belum banyak yang tahu," kata Johnny G. Plate dalam siaran persnya, mengutip laman resmi Kominfo.

Johnny mengungkapkan, bahasan pertama adalah mengenai teknologi kebencanaan yang bisa diterapkan di Indonesia.

"Kita diskusikan tentang Denmark yang mempunyai teknologi kebencanaan dan saat ini menyiapkannya untuk bekerjasama pada sektor public protection and disaster di Indonesia," kata Johnny. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Teknologi untuk Memudahkan Penanganan Bencana

Lava pijar mengalir dari kawah Gunung Merapi di Yogyakarta, Sabtu (23/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi mengeluarkan 17 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 300-500 meter pada Sabtu (23/1) pagi. (AFP/Agung Supriyanto)

Menurut Johnny, Denmark memiliki teknologi yang bisa mendukung koordinasi tata kelola lintas kementerian dan lembaga dalam penanganan bencana dan pelindungan publik.

Apalagi, Indonesia yang berada di kawasan ring of fire yang kerap terjadi bencana alam.

Johnny mengatakan, di era transformasi digital, ada teknologi yang bisa digunakan untuk memudahkan penanganan bencana, baik yang terkait early warning system, maupun penanganan saat dan setelah bencana.

"Teknologi yang ada di Denmark sudah dikenal secara global, jadi teknologi ini yang kami diskusikan," kata Johnny.

Menkominfo pun berharap agar Denmark bisa segera menyampaikan proposal kerja sama yang dapat dikembangkan untuk penanganan bencana di Indonesia.

Persiapan juga perlu dilakukan, terutama karena ini terkait dengan pembiayaan yang melibatkan dan kementerian, serta lembaga lain.


Teknologi Remote dan Keamanan Data Pribadi

Ilustrasi Keamanan Siber, Enkripsi. Kredit: Pixabay/geralt-9301

Pembahasan kedua dalam pertemuan tersebut adalah mengenai pelayanan dari daerah, dengan menggunakan teknologi remote yang ada di Denmark, misalnya vaccine health remote.

"Itu ada teknologinya, kebetulan sejalan dengan pembangunan yang dilakukan oleh Kominfo yakni membangun infrastruktur-infrastruktur teknologi informatika di seluruh wilayah 3T."

Keberadaan teknologi itu bisa digunakan untuk pelayanan kesehatan di daerah terluar, tertinggal dan terdepan, yang menurut Johnny, juga harus dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan.

Terkait ruang digital, Menkominfo juga membahas regulasi yang relevan, termasuk terkait perlindungan data pribadi.

"Kami mendiskusikan bagaimana data pribadi itu tetap bisa di dalam tata kelola negara dengan sistem pemerintahan negara masing-masing, juga dapat membuka peluang kerjasama antar negara atau Cross-Border Data Flow dan Data Flow with Trust," kata Johnny.

Menkominfo menjelaskan. pembahasan mengenai pelindungan data pribadi juga akan menjadi salah satu isu yang akan dibawa Republik Indonesia dalam Digital Economy Working Group G20.

(Dio/Isk)


Infografis Kejahatan Siber

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya