Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai Pertamina lelet, saat tawaran investasi bernilai ratusan triliun datang. Padahal melalui beleid Cipta Kerja, Jokowi ingin hal tersebut tak lagi terjadi.
"Yang saya inginkan, keterbukaan UU Cipta Kerja, saya beri contoh Pertamina misalnya, sudah bertahun-tahun yang namanya Rosneft itu di Tuban ingin investasi, saya ngerti. Rosnef ingin cepat tapi kita tidak pengin cepat, ini investasi yang gede sekali Rp 168 T, tapi realisasi baru Rp 5,8 T," kata Jokowi sambil menghela nafas, dalam rapat pengarahan yang disiarkan di kanal Youtube Sekeretariat Presiden, Sabtu (20/11/2021).
Baca Juga
Advertisement
Jokowi menilai, Pertamina terlalu banyak alasan. Pasalnya realisasi nilai investasi masuk tidak sebanding dengan permintaan fasilitas Pertamina terhadap pemerintah.
"Terakhir udah alasannya ada saja, minta kereta api lah, minta jalan tol lah, baru mulai berapa persen 5 T itu, 5% aja belum ada," kritik Jokowi.
Jokowi: Kuncinya Komunikasi
Namun Jokowi mengatakan, permintaan fasilitas Pertamina dapat disanggupi Pemerintah. Kuncinya komunikasi. Jokowi mempersilakan apa yang jadi keinginan Pertamina demi bisa mengejar target investasi Rosneft.
"Tidak ada masalah kok. Fasilitasnya seperti itu, pemerintah yang harus membangun, tidak ada masalah, sampaikan," Jokowi menandasi.
Advertisement