5 Calon Emiten Ini Siap Ramaikan BEI pada Akhir 2021

Berikut rangkuman lima calon emiten yang sedang jalani proses IPO di BEI.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Nov 2021, 06:00 WIB
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang akhir tahun 2021, sejumlah perusahaan antre untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Per 9 November 2021, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan terdapat 28 perusahaan yang bertengger dalam pipeline IPO BEI.

"Di pipeline saham BEI saat ini terdapat 28 perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di BEI dengan perkiraan dana yang direncanakan sebesar Rp 31,27 triliun,” ujar Nyoman kepada wartawan, dikutip Minggu (21/11/2021).

Lima di antaranya sudah menyampaikan prospektus dan tengah dalam masa book building. Antara lain; PT Dharma Polimetal Tbk, PT OBM Drilchem Tbk, PT Indo Pureco Pratama Tbk, PT Wahana Inti Makmur Tbk dan PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk.

Berikut Liputan6.com merangkum IPO lima calon emiten itu dari prospektus Perseroan di e-ipo.co.id:

PT Dharma Polimetal Tbk

PT Dharma Polimetal Tbk sebagai holding Company Dharma Group, yang berdiri sejak 1989, bergerak di bidang usaha komponen otomotif untuk sepeda motor dan mobil.

Dalam rangka IPO, Perseroan menawarkan 705.882.300 saham, setara 15 persen dari total saham dicatatkan dengan harga Rp 500 - Rp 620 per saham. Dengan demikian, Perseroan berpotensi meraup Rp 352,94 miliar hingga Rp 437,65 miliar dari IPO.

Sekitar 70 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka ekspansi bisnis Perseroan. Sekitar 16 persen untuk penambahan setoran modal ke perusahaan anak.

Kemudian sekitar 9 persen akan digunakan untuk penambahan kepemilikan Perseroan pada PT Dharma Poliplast. Sisanya, sekitar 5 persen digunakan untuk modal kerja Perseroan, yaitu untuk biaya operasional, pembelian bahan baku, dan untuk biaya perawatan mesin beserta perangkat pendukungnya.

Adapun penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Sucor Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


PT OBM Drilchem Tbk

Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Perseroan merupakan perusahaan multinasional dan multirasial yang memproduksi bahan aditif untuk mencegah kerugian yang terjadi dalam aktivitas pengeboran dengan menggunakan teknologi serat, yang merupakan salah satu pemain terdepan di bidangnya.

Dalam rangka IPO, Perseroan menawarkan 182.000.000 saham, setara 24,86 persen dari total saham dicatatkan dengan harga Rp 150 - 180 per saham. Dengan demikian, Perseroan berpotensi meraup Rp 27,3 miliar hingga Rp 32,76 miliar dari IPO.

Bersamaan dengan itu, Perseroan juga menrbitkan Waran Seri I dengan perbandingan 2:1 atas total saham ditawarkan, atau 91.000.000 lembar pada kisaran harga yang sama.

Seluruh dana IPO akan digunakan untuk pembelian bahan baku berupa serbuk serat selulosa dan Kalsium Karbonat dari pihak ketiga untuk mengantisipasi kontrak-kontrak yang akan diperoleh Perseroan di masa yang akan datang.

Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan. Seperti pembelian alat lab, kemasan produk, dan pallet yang digolongkan dalam Capital Expenditure (capex).

Penjamin pelaksana emisi efek yakni KGI Sekuritas Indonesia.

 


PT Indo Pureco Pratama Tbk

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perseroan bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak buah kelapa. Dalam rangka IPO, Perseroan menawarkan 1.000.000.000 saham, setara 21,74 persen dari total saham dicatatkan dengan rentang harga Rp 100 - Rp 110 per saham. Dengan demikian, Perseroan berpotensi meraup Rp 100 miliar hingga 110 miliar dari IPO.

Sekitar 61,88 dana IPO akan digunakan untuk belanja modal Perseroan. Sekitar 34,84 persen akan digunakan untuk pembangunan pabrik. Sekitar 24,33 persen akan digunakan untuk pembelian tangki stock. Serta sisanya sekitar 38,12 persen akan digunakan untuk modal kerja.

Penjamin pelaksana emisi efek yakni KGI Sekuritas Indonesia yakni KGI Sekuritas Indonesia dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia.


PT Wahana Inti Makmur Tbk

Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan memiliki kegiatan usaha utama sebagai produsen dan pemasok beras. Dalam rangka IPO, Perseroan menawarkan 200.000.000 saham, setara 24,77 persen dari total saham dicatatkan dengan rentang harga Rp 140 - Rp 160 per lembar. Dengan demikian, Perseroan berpotensi meraup Rp 28 miliar hingga Rp 32 miliar.

Sekitar 29 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal. Rinciannya, 11 persen untuk pembelian kendaraan guna menunjang operasional dan distribusi. 4 persen untuk pelunasan tanah yang akan digunakan sebagai gudang, dan 14 persen untuk pembangunan gudangnya.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dan Operational Expenditure (OPEX). Penjamin pelaksana emisi efek yakni UOB Kay Hian Sekuritas.

 


PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan pengangkutan laut dan penyediaan jasa logistik.

Dalam rangka IPO, Perseroan menawarkan 370.045.000 saham, setara 20 persen dari total saham dicatatkan dengan rentang harga Rp 100 - Rp 150. Dengan demikian, Perseroan berpotensi meraup Rp 37 miliar hingga Rp 55,5 miliar dari IPO.

Sekitar 70 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja. Sekitar 15 persen akan digunakan untuk modal kerja entitas anak yaitu PT Bintang Samudera Mandiri Persada dengan skema pinjaman.  Sekitar 15 persen lainnya akan dipergunakan untuk pembayaran sebagian hutang bank. Penjamin pelaksana emisi efek IPO Perseroan yakni Danatama Makmur Sekuritas.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya