Jokowi Ungkap Berbagai Keuntungan Penggunaan Mobil Listrik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memacu industri dan penggunaan mobil listrik serta kompor listrik.

oleh Arief Rahman H diperbarui 21 Nov 2021, 10:58 WIB
Mobil listrik saat mengisi daya listrik di SPKLU di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Senin (9/11/2020). Pemerintah mendorong peningkatan ketersediaan SPKLU hingga 2025 ditargetkan terbangun 3.465 unit SPKLU dan lima tahun kemudian menjadi 7.146 unit SPKLU. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memacu industri dan penggunaan mobil listrik serta kompor listrik. Hal ini guna mengurangi impor minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga menguatkan neraca pembayaran.

Presiden Jokowi dalam arahannya kepada Komisaris serta Direksi PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) mengatakan, ada dua keuntungan dengan mendorong pengembangan mobil listrik maupun kompor listrik secara nasional. 

Keuntungan pertama adalah kelebihan pasokan listrik PLN bisa terserap. Kedua Pertamina bisa mengurangi impor minyak sehingga neraca pembayaran terus surplus.  

"Misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN over supply artinya supply dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina jadi turun," kata Jokowi dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (21/11/2021).

 

"​​Goal besarnya adalah negara ini akan memperoleh keuntungan dalam bentuk neraca pembayaran kita yang sudah berpuluh tahun kita tidak bisa selesaikan, karena problemnya impor minyak kita terlalu besar sekali," kata Presiden Jokowi.

Penggunaan mobil listrik dapat membuat Pertamina mengurangi impor minyak dan dampa selanjutnya adalah memangkas kebutuhan dolar AS di sehingga akan memperkuat nilai tukar rupiah. Jika rupiah menguat karena impor yang terus menurun, ekonomi Indonesia secara fundamental akan lebih berdaya tahan dan berdaya saing.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Transisi Energi

Pemilik mobil listrik melakukan pengisian daya listrik di SPLU di Jakarta, Rabu (29/10/2019). PLN secara serentak meresmikan SPKLU yang tersebar di empat kota, yakni Tangerang, Bali Selatan, Jakarta, dan Bandung dengan tarif sekitar Rp 1640/k. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk segera menyiapkan perencanaan transisi energi dari energi fosil menjadi energi hijau.

"Memang kita tahu bahwa transisi energi ini memang tidak bisa ditunda-tunda. Oleh sebab itu, perencanaannya, grand design-nya, itu harus mulai disiapkan. Tahun depan kita akan apa, tahun depannya lagi akan apa, lima tahun yang akan datang akan apa," ucap Jokowi.

Jokowi mengatakan bahwa penyiapan transisi energi menuju energi hijau merupakan keharusan. Oleh karena itu, Jokowi meminta segera memperkuat fondasi menuju transisi energi.

"Ini yang harus mulai disiapkan, mana yang bisa digeser ke hidro, mana yang bisa digeser ke geotermal, kemudian mana yang bisa digeser ke surya, mana yang bisa digeser ke bayu," ujar Jokowi.

Jokowi menilai bahwa apabila Indonesia dapat mengalihkan energi tersebut, maka akan berdampak pada keuntungan neraca pembayaran yang dapat memengaruhi mata uang (currency) Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya