Puluhan Guru dan Siswa di Bogor Positif Covid-19, Kemenkes Bakal Screening Massal

Puluhan siswa dan guru di SD Negeri Sukadamai 2, Tanah Sareal, Kota Bogor dinyatakan positif Covid-19.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 21 Nov 2021, 17:48 WIB
Pengguna KRL mengenakan masker saat berada di Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (4/2/2020). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan sosialisasi tentang pencegahan penyebaran virus corona sambil membagikan masker secara gratis kepada penumpang. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Puluhan siswa dan guru di SD Negeri Sukadamai 2, Tanah Sareal, Kota Bogor dinyatakan positif Covid-19. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun akan melakukan pemeriksaan massal untuk tracing kasus baru infeksi Virus Corona di Kota Bogor.

"Minggu depan dari pusat (Kemenkes) akan melakukan screening di atas 1.000 (orang)," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya, Sabtu (20/11/2021).

Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor ini juga telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk memantau bila ada siswa maupun tenaga pendidik memiliki gejala Covid-19.

"Dinas Kesehatan juga untuk melakukan observasi selama 10 hari ke depan, termasuk tracing kontak erat," kata dia.

 


PTM Dihentikan Sementara

Sebelumnya, 24 orang terdiri guru dan siswa SDN Sukadamai 2 Kota Bogor dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Dari 24 orang, 14 siswa dan 10 tenaga pendidik.

Menyusul adanya temuan kasus baru, pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah itu dihentikan sementara selama 10 hari.

Temuan kasus Covid-19 ini bermula dilakukan screening terhadap puluhan siswa yang sedang menjalani PTM di sekolah itu. Di bulan pertama ditemukan 5 kasus positif Covid-19, kemudian pada Rabu (17/11/2021) lalu dilakukan screening 50 sampel swab PCR sebanyak 29 siswa dan 21 pendidik di SDN Sukadamai 2.

Hasilnya, ditemukan ada 24 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Namun begitu, mereka yang dinyatakan positif tidak bergejala sehingga hanya menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Semuanya tanpa gejala dan diisolasi mandiri. Saya kira ini indikasi herd immunity sudah terbentuk, jadi virusnya semakin melemah. Mudah-mudahan bukan indikasi gelombang ketiga," ucap Bima.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya