Selain Berkshire Hathaway, Apple hingga Meta Gelar Buyback Jumbo

Sejumlah perusahaan global melakukan aksi buyback signifikan pada 2021. Siapa saja?

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2021, 18:26 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Liputan6.com, Jakarta - Langkah perusahaan induk milik Warren Buffet yaitu Berkshire Hathaway yang menggelontorkan miliran dolar Amerika Serikat untuk investasi menjadi perbincangan utama.

Hal ini berbanding terbalik dengan pemberitaan atas pembelian saham atau buyback senilai USD 7,6 miliar atau Rp 108,12 triliun (estimasi kurs Rp 14.227 per dolar AS) oleh Berkshire Hathaway.

Pembelian saham perusahaan (buyback) terjadi pada kuartal III 2021. Tindakan ini adalah cara yang umum dilakukan bagi sebuah perushaaan guna mengembalikan modal kepada pemegang saham. Hal ini sekaligus upaya Berkshire Hathaway mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar.

Dengan begitu, memungkinkan setiap pemegang saham yang tersisa mendapat saham perusahaan yang lebih besar.

Ini bukan pertama kalinya Warren Buffett membeli kembali saham pada 2021. Pada kuartal I 2021, Berkshire Hathaway buyback  saham senilai USD 6,6 miliar atau Rp 93,6 triliun sahamnya. Kemudian pada kuartal II, aksi pembelian kembali sahamnya terjadi sebesar USD 6 miliar atau setara Rp 85,1 triliun.

Berkshire Hathaway tidak sendirian, setidaknya beberapa perusahaan besar lainnya menggunakan cara buyback demi mengembalikan uang tunai miliaran dolar kepada investor. Berikut sejumlah perusahaan global yang gelar buyback dilansir dari yahoofinance, Minggu (21/11/2021):

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Facebook meluncurkan tanda Meta baru mereka di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta, untuk mencerminkan apa yang CEO Mark Zuckerberg mengatakan komitmennya untuk mengembangkan t

Pada Kamis, 28 Oktober 2021, Facebook resmi berganti nama menjadi Meta yang mana lebih menggambarkan visi untuk membantu menghidupkan metaverse. Upaya ini telah perusahaan lakukan dengan menciptakan headset virtual, augmented reality dan kacamata pintar (smart glasses).

Meskipun telah bertansformasi, Facebook tetap menjadi bisnis terbesar di Meta. Pengguna aktif bulanan aplikasi meningkat 6 persen dari tahun ke tahun (YoY) menjadi 2,91 miliar per Sabtu, 30 September 2021. Jika diakumulasi dengan platform meta lainnya yakni Instagram, Messenger dan WhatApps, total penggna aktif per satu produk mencapai 3,58 miliar.

Hal ini berimbas pada keuangan Meta yang tumbuh secara signifikan dari basis penggunanya. Pada kuartal III 2021, pendapatan meroket sebanyak 35 persen YoY menjadi USD 29 miliar atau Rp 411,5 triliun. Sementara laba per saham naik 19 persen menjadi USD 3,22 atau Rp 45.695,02.

Perusahaan telah mengembalikan banyak uang kepada investor dan masih terus berlanjut. Meta membeli kembali USD 14,4 miliar atau Rp 204,87 triliun saham pada kuartal III 2021.

Meta juga meningkatkan otorisasi pembelian kembali sahamnya sebesar USD 50 miliar atau sekitar Ro 711,35 triliun. Setelah naik 23 persen tahun ini, saham FB diperdagangkan dengan harga masing-masing USD 331 atau Rp 4,4 juta


Bank of America (BAC)

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Kenaikan suku bunga banyak dikhawatikan oleh pelaku bisnis sedangkan langkah ini justru disukai bank-bank. Jadi, tidak mengherankan bank-bank dengan modal yang baik tidak malu-malu untuk mengembalikan uang tunai kepada pemegang saham.

Raksasa keuangan Bank of America, membeli kembali saham biasa senilai USD 9,9 miliar atau sekitar Rp 140,84 triliun pada kuartal III.

Langkah tersebut merupakan bagian dari program pembelian kembali saham bank senilai USD 25 miliar atau sekitar Rp 355,67 triliun yang diumumkan pada April. Bulan lalu, dewan memperbarui rencana buyback USD 25 miliar, menggantikan program sebelumnya.

Bank of America juga mengembalikan uang tunai kepada investor melalui pembayaran dividen triwulanan. Pada Juni, perusahaan menaikkan pembayaran triwulanan sebesar 17 persen menjadi 21 sen per saham. Saat ini, harga saham bank menyumbang 1,8 persen.


Apple

iPhone 13 Mini. Dok: Apple

Jika berbicara mengenai pembelian kembali di pasar tidak akan lengkap tanpa menyebutkan perusahaan teknologi Apple. Dari semua perdagangan saham di pasar saham AS, Apple telah membelanjakan lebih banyak untuk pembelian kembali daripada perusahaan lainnya.

Pada kuartal IV saja, Apple telah melakukan buyback mencapai hampir USD 20 miliar atau sekitar Rp 284,54 triliun. Pada 2021, total pembelian kembali saham senilai USD 85,5 miliar atau Rp 1.216 triliun.

Hal ini dilakukan Apple yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia sebagai cara menguasai lebih dari USD 2,4 triliun kapitalisasi pasar. Dari pembelian kembali sahamnya pun menuai banyak uang tunai sebanyak USD 191,8 miliar, menurut laporan terakhir.

Baru-baru ini CFO Luca Maestri mengungkapkan perusahaan terus membuat kemajuan guna mencapai tujuannya di posisi netral kas bersih dari waktu ke waktu. Sehingga berpotensi mendatangkan lebih banyak pembelian kembali. Apple menikmati reli dengan harga sahamnya yang berlipat ganda sejak awal 2020.

 

Reporter: Ayesha Puri

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya