Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur terus berbenah. Salah satu pembenahan yang terus dikembangkan dan sedang bergeliat adalah sektor parawisata.
Geliat parawisata di Kukar ini bisa dilihat dari hadirnya Desa Wisata Benua Elai atau disingkat Dewi Belai. Wisata perkebunan buah elai yang menjadi ciri khas pulau Kalimantan ini terletak di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara.
Desa Wisata Benua Elai adalah konsep wisata berbasis desa yang dijalankan dengan melibatkan kreatifitas masyarakat. Konsep wisata Benua Elai juga diharapkan mampu mengenalkan berbagai macam keunikan yang dimiliki Desa Batuah. Sebab, varian Elai di desa ini juga sangat beragam.
Baca Juga
Advertisement
Fasilitas Desa Wisata Benua Elai diresmikan langsung oleh Bupati Kukar, Edi Damansyah pada Selasa (9/11/2011) lalu. Peresmian ditandai dengan pengguntingan tali pita dan penandatangan prasasti oleh Bupat Kukar bersama Camat Loa Janan, Muhaji.
"Tempat wisata yang sangat indah, sejuk, hijau, karena dikelilingi ratusan pohon buah elai, serta dilengkapi kolam ikan pemancingan," ujar Edi Damansyah.
Pengembangan parawisata menjadi salah satu prioritas pembangungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar. Pembangunan parawisata ini bermuara pada visi besar mewujudkan masyakarakat Kutai Kartananegara sejahtera dan bahagia
Ini juga selara dengan salah satu misi Kabupaten Kutai Kartenegara yaitu memperkuat pembangunan ekonomi berbasis pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif.
Simak juga video pilihan berikut
Memberdayakan Masyarakat Desa
Desa Wisata Benua Elai dibangun di atas lahan seluas 12 hektare. Selain berdiri pohon-pohon buah elai, dalam kawasan wisata ini juga ada dua kolam pemancingan besar dan dua kolam berukuran sedang.
Kelak nanti di tempat ini bukan hanya tempat wisata. Tapi juga berdiri tempat pelatihan atau workshop budidaya elai.
Kepala Desa Batuah Abdur Rasyid menjelaskan Desa Wisata Benua Elai akan dilengkapi dengan gazebo dan spot foto. Desa Wisata ini akan dikelola sepenuhnya oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Batuah.
“Ada arena-arena lain juga akan dipikirkan ke depan. Ini adalah kerja sama antara swasta dan BUMDes,” terang Rasyid.
Rasyid menerangkan Desa Wisata Benua Elai ini akan dibangung bertahap. Agar perkembangannya bisa berjalan lebih cepat, maka pihak pengelola yaitu BUMDes akan bekerjasama dengan pihak swasta.
Diperkirakan Desa Wisata Benua Elai akan rampung paling lama dua tahun. Panjangnya durasi ini tidak lepas karena konsep yang telah ditetapkan. Salah satunya akan dibangun kebun bunga, tentu butuh masa tumbuhnya yang tidak sebentar.
Rasyid berkeyakinan Desa Wisata Benua Elai mampu mengangkat ekonomi kerakyatan setempat. Ini karena konsep yang diusung yaitu desa wisata yang memberdayakan masyarakat desa agar dapat berperan sebagai pelaku parawisata.
Selain itu, karena sebagai objek destinasi wisata yang akan meningkatkan pengunjung maka dapat menggerakan akitivitas ekonomi sekita. Usaha-usaha masyarakat di Desa Batuah akan dapat berkembang.
Advertisement
Langkah Serius Kepala Desa Batuah
Desa Batuah terletak di jalur penting dua kota besar di Kalimantan Timur sejak dahulu. Lokasinya di jalan poros yang menghubungkan Samarinda dan Balikpapan.
Letak geografisnya ini membuat lokasi Desa Batuah menjadi begitu strategis. Meski kadang tidak diperhatikan orang, desa ini mengandung potensi besar.
Sebagai kepala desa, Rasyid pun terus membangun program untuk pembenahan besar-besaran. Perhatian yang paling penting adalah kebersihan.
Langkah konkret pun diturunkan dengan membuat peraturan desa mengenai kebersihan lingkungan. Karena menurutnya kebersihan adalah kunci dalam kunjungan wisata.
Di Desa Batuah kini dilarang membuang sampah di belakang rumah dan membakarnya. Kebiasaan ini telah jamak dilakukan di desa ini dan desa-desa tradisional lainnya.
Untuk menggantinya, Rasyid menyediakan tempat sampah di setiap rumah warga. Sampah-sampah ini kemudian dikumpulkan oleh petugas ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS) untuk diolah.
Demi mensukseskan Desa Wisata Benua Elai, Rasyid juga membuat program untuk melahirkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebanyak-banyaknya di Desa Batuah. Salah satunya dengan memberdayakan ibu-ibu PKK.
“Kami optimistis ini akan sangat membantu peningkatan ekonomi kerakyatan. Kami juga sudah persiapkan produk UMKM yang bisa diandalkan,” ungkapnya.
Tampilkan Ciri Khas Daerah
Konsep parawisata tentu harus memiliki keunikan demi menyedot kunjungan. Unik dan khas harus menjadi ciri parawisata yang ditawarkan.
Desa Wisata Benua Elai menampilkan buah elai sebagai tajuk utamanya. Buah elai adalah buah sejenis durian yang khas. Walaupun satu varietas dengan durian, buah elai dianggap lebih unggul dan istimewa.
Hal ini karena buah elai memiliki tekstur yang tidak basah, cita rasa dan aroma yang tidak menyengat seperti durian. Karena itu buah elai terkenal di Kalimantan Timur.
Buah elai bisa jadi alternatif bagi mereka yang ingin makan durian tapi tidak suka dengan bau dan cita rasa yang menyengat.
Selain buah elai, di Desa Batuah juga ada durian jenis mandong. Mandong adalah persilangan alami dari elai dan durian.
Rasa mandong mirip durian, tapi tidak mengeluarkan aroma durian yang banyak orang tidak suka. Dagingnya tidak basah dan sangat lembut.
Buah Elai, kata Kepala Desa Batuah Abdur Rasyid, adalah bagian yang tak terpisahkan dari Desa Batuah. Sebab sejak dulu, warga desanya sudah mengembangkan kebun elai ini.
Rasyid pun berharap desanya melekat dengan buah kebanggaan masyarakatnya. “harapannya nanti muncul istilah, kalau mau makan buah elai sepuasnya, Desa Batuah tempatnya”, ujarnya.
Advertisement
Berdayakan Para Kaum Ibu
Desa Batuah juga direncanakan sebagai pusat buah elai. Hal ini karena banyak warga yang mengembangkan kebun buah elai.
Di beberapa dusun kebun buah elai sudah bertebaran Desa Batuah. Dari Dusun Tani Jaya, Dusun Karya Makmur dan dusun Tani Makmur.
Selain itu di desa ini juga bertebaran taman dan kebun cantik di sekitar pemukiman yang menjadi daya tarik parawisata tersendiri. Taman yang berisi bunga, sayuran dan tanaman obat ini dikembangkan oleh ibu-ibu Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Para kaum ibu tergabung dalam kelompok dasawisma. Setiap RT di Desa Batuah memiliki 2 hingga 3 kelompok Dasawisma. Totalnya ada 84 kelompok dasawisma yang terbentuk.
Selain itu, dengan adanya program dasawisma ini juga dapat sebagai program ketahanan pangan. Sehingga untuk kebutuhan dasar masyarakat seperti sayur mayor, bumbu, hingga tanaman obat cukup diambil dari kebun masing-masing.
Pada setiap kelompok dasiwisma juga menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Produk itu dibuat dari bahan-bahan yang dihasilkan taman dan kebun dasawisma.
Produknya pun beragam, ada jahe merah instan, teh bunga telang, manisan terong rasa kurma, mie dari singkong, wedang jahe dan banyak lagi.
Sebagai kepala Desa Batuah, Rasyid pun optimis desanya juga dapat menjadi pusat agrowisata berbasis kelompok ibu-ibu.
“Arahnya pasti ke sana (agro wisata). Karena memang dasawisma dibentuk akan jadi spot-spot wisata instagramable yang beragam dan menyebar di banyak RT,” kata Rasyid.
Apresiasi Bupati Kutai Kartanegara
Dalam kesempatan peresmian Desa Wisata Benua Elai, Bupati Kukar Edi Damansyah memberi aprersiasi terhadap langkah Abdul Rasyid.
Apresiasi ini diberikan atas keberhasilan Rasyid mengmbangkan program parawisata di Desa Batuah. Khususnya program Desa Wisata Benua Elai yang menampilkan ciri khas buah elai.
Edi juga mengapresiasi peran BUMDes yang mengelola dan mengembangkan program parawisata ini. Ia berharap BUMDes ini dapat berkembang dengan usaha-usaha lainnya.
“Ini salah satu tanda bahwa setelah covid-19 desa terus bergerak. Memang harus demikian, enggak boleh diam,” terang Edi Damansyah selepas peresmian Desa Wisata Benua Belai.
Edi berharap momen peresmian Desa Wisata Benau Elai ini sebagai langkah pemulihan ekonomi masyarakt setempat. Apalagi sektor wisata juga sebagai program prioritas Pemkab.
Ia menegaskan Pemkab tak akan tinggal diam untuk membantu desa mengembangkan potensi parawisatanya. Peningkatan fasilitas sebagai penunjang akan digalakkan.
Edi pun berharap besar, upaya di Desa Batuah ini berdampak panjang. Program ini dapat memberikan kesejahteraan terhadap masyakat sekitar. Memberdayakan segala unsur masyarakat, termasuk ibu rumah tangga menjadi semakin produktif.
Advertisement
Transformasi Ekonomi di Kutai Kartanegara
Sebagai Bupati Kukar, Edi Damansyah menekankan pejabat desa untuk terus aktif dan turun langsung mengelola potensi yang ada. Peran yang mereka lakukan akan berdampak positif bagi masyarakat.
“Ini tak terlepas dari bagaimana desa bisa mengelola potensi dengan baik. Apalagi dengan peluang yang begitu besar,” ujar Edi.
Pengelolaan program parawisata oleh BUMDes ini juga membuat Edi semakin optimis jika pemerintah desa dapat berperan secara maksimal memajukan ekonomi desa. Dukungan dan penyempurnaan terus digalakkan dari Pemkab Kukar untuk BUMDes.
Keberadaan BUMDes sudah sangat kuat karena telah berbadan hukum dan resmi. BUMDes didorong agar semakin optimal seiring terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2021.
“Peraturan pemerintah ini menguatkan posisi bumdes dari kelembagaan dan ketatalaksanaan. SDM (sumber daya manusia) di dalamnya juga harus punya kemampuan karena sudah sejajar dengan BUMD (badan usaha milik daerah) dan BUMN (badan usaha milik negara),” tambah Edi.
Potensi ekonomi dari parawisata di Kukar di masa depan akan semakin cerah. Hal ini juga karena ditetapkannya sebagian wilayah Kukar menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN) yang direncanakan dimulai tahun 2024.
Pengelolaan parawisata merupakan bagian penting dari program tranformasi Pemkab Kukar. Lewat potensi ekonomi parawisata diharapkan dapat menjadi salah satu penggerak ekonomi.
Parawisata bersama pertanian dan ekonomi kreatif diharapkan jadi tulang punggung selanjutnya untuk penerimaan pendapatan daerah. Selain itu juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kutai Kartanegara.