Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan menerapkan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang mulai diberlakukan 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.
Terkait hal tersebut, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman tidak ingin masyarakat protes hingga berujung rusuh seperti kejadian di Belanda. Karena itu diperlakukan sosialisasi dan komunikasi untuk meredam gejolak masyarakat ini.
"literasi dan komunikasi yang memadai ini lah yang akan bisa meredam, mencegah protes-protes, karena bagaimanapun kita tahu bahwa ada lah daerah-daerah yang masyarakatnya sudah saya ingin (bebas) nih, sama di luar negeri juga begitu," katanya lewat pesan suara, Minggu (21/11/2021).
Baca Juga
Advertisement
Dia menuturkan, masyarakat sudah jenuh untuk sabar karena sudah mematuhi pemerintah dari awal level PPKM 4 hingga turun PPKM level 1. Masyarakat akan bertanya-tanya jika PPKM level 3 kembali diberlakukan di seluruh Indonesia.
"Apalagi di kita pengen supaya tahun baru bisa ada acara, saya udah disiplin sejak beberapa bulan sampai level 1,nah itu harus disadari oleh pemerintah," jelas Dicky.
Dia menyetujui pemerintah menerapkan PPKM Level 3 saat libur Nataru. Karena itu, literasi yang baik diperlukan untuk menyampaikan ke masyarakat terkait kondisi yang dihadapi.
"Saya bukan gak setuju pemerintah melarang keramaian Nataru, saya setuju itu salah satu yang efektif tapi kalau semua jadi ujug-ujug PPKM level 3 tanpa ada literasi menyampaikan, ini situasi seperti apa," kata Dicky.
Masih Tak Jujur
Dicky mengatakan, selama ini pemerintah kerap menyampaikan hal hal yang baik-baik saja mengenai penanganan Covid-19 hingga akhirnya kasus melandai dan turun level.
Tetapi, di sisi lain pemerintah tidak jujur jika penanganan Covid-19 di Indonesia yang masih lemah dalam hal tracing, testing dan treatment.
Dengan begitu, masyarakat menjadi kaget bila PPKM level 3 akan kembali diberlakukan. Sebab, masyarakat menilai bahwa pemerintah sudah menangani pandemi dengan baik.
"Karena selama ini kan disampaikan baik semuanya, ini yang akan dalam strategi komunikasi gak tepat begitu, dan jadi kalau bicara ke level PPKM nya Indikatornya apa, kenapa tiba-tiba ke PPKM level 3," kata dia.
"Jadi artinya dari sekarang perbaiki lah literasinya, komunikasinya apa adanya saja, jangan baik baik saja, apa adanya aja, orang memang kita ada potensi ini, nanti kalau ini kita berubah lebih ketat harus paham ya, begitu," sambungnya.
Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com
Advertisement