Liputan6.com, Yerusalem - Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di Kota Tua Yerusalem, menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya tiga orang lainnya.
Pelaku penembakan itu, yang oleh pejabat diidentifikasi sebagai anggota kelompok militan Palestina, Hamas, ditembak mati oleh pasukan keamanan Israel.
Advertisement
Dikutip dari laman BBC, Senin (22/11/2021), seorang warga sipil yang ditembak oleh pria bersenjata itu meninggal karena luka-lukanya di rumah sakit.
Seorang lainnya terluka parah, dan dua petugas polisi Israel terluka, kata para pejabat.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Omer Bar-Lev mengatakan penyerang memiliki senapan mesin ringan.
Serangan itu terjadi di dekat gerbang sebuah kompleks di Yerusalem Timur yang sering menjadi titik nyala kekerasan - lokasi masjid Al-Aqsa, salah satu lokasi paling dihormati Islam, dan juga situs paling suci dalam Yudaisme, yang dikenal sebagai Temple Mount.
Penyerang diidentifikasi sebagai pria Palestina berusia 42 tahun dari Yerusalem Timur.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pelaku Diidentifikasi Anggota Hamas
Seorang juru bicara Hamas mengkonfirmasi pria itu - yang disebutkan di media Palestina dan Israel sebagai Fadi Abu Shkhaydam - adalah anggota sayap politik kelompok itu.
Menteri keamanan dalam negeri Israel mengatakan penembakan itu tampaknya direncanakan dan bahwa seluruh insiden "berlangsung 32 atau 36 detik".
Bar-Lev mengatakan pria bersenjata itu tampaknya mencoba menyamar sebagai seorang Yahudi Ortodoks.
"[Pria bersenjata itu] bergerak melalui gang-gang dan menembak sedikit. Untungnya, gang itu sebagian besar kosong karena jika tidak - semoga tidak - akan ada lebih banyak korban," kata Bar-Lev.
Serangan pisau dengan kekerasan adalah kejadian biasa di Yerusalem, tetapi serangan senjata jenis ini jarang terjadi.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan dia telah meminta pasukan keamanan untuk ekstra waspada.
Israel telah menduduki Yerusalem Timur sejak perang Timur Tengah 1967 dan menganggap seluruh kota sebagai ibu kotanya, meskipun hal ini tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan negara merdeka yang diharapkan.
Advertisement