Liputan6.com, Jordan - Yordania telah memasuki gelombang ketiga pandemi COVID-19 dengan infeksi mingguannya melonjak menjadi sekitar 20.000 kasus, menurut kementerian kesehatannya.
Baca Juga
Advertisement
"Mengkhawatirkan melihat tingkat tes positif meningkat menjadi delapan persen," kata Adel Balbisi, sekretaris jenderal kementerian kesehatan Yordania, seperti dikutip oleh kantor berita Petra yang dikelola pemerintah.
Namun, Adel Balbisi menambahkan bahwa kapasitas rumah sakit untuk merawat pasien masih dalam "tingkat nyaman", demikian dikutip dari Xinhua, Senin (22/11/2021).
Hal ini disebabkan oleh persentase hunian ICU, isolasi dan tempat tidur ventilator belum melebihi 30 persen.
Vaksin COVID-19 sudah cukup di Yordania, kata Balbisi. Ia juga mendesak warga dan penduduk untuk disuntik.
Yordania mencatat 14 kematian dan 3.579 kasus COVID-19 baru pada Minggu kemarin, sehingga jumlah kematian menjadi 11.361 dan beban kasus infeksi menjadi 914.849.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Yordania Mundur Usai Pasien COVID-19 Meninggal Kehabisan Oksigen
Menteri Kesehatan Yordania sebelumnya pernah mengundurkan diri usai enam orang pasien COVID-19 meninggal akibat kehabisan oksigen ketika menjalani perawatan.
Kematian dilaporkan pada Sabtu 13 Maret 2021 pagi di fasilitas pemerintah baru di kota Salt, sekitar 14 mil (23 km) barat ibu kota, Amman.
Perdana Menteri Bisher al-Khasawneh telah meminta Menteri Kesehatan Nathir Obeidat untuk mundur atas insiden tersebut. Polisi pun dikirim ke rumah sakit setelah puluhan kerabat muncul.
Insiden kekurangan oksigen, yang berlangsung sekitar satu jam, dilaporkan juga mempengaruhi unit perawatan intensif dan bersalin di fasilitas tersebut, meskipun tidak ada laporan kematian di bangsal tersebut.
Belum jelas mengapa terjadi kekurangan oksigen dan penyelidikan sedang dilakukan, kata Obeidat.
Menteri kesehatan sebelumnya mengatakan dia merasakan "tanggung jawab moral" atas apa yang telah terjadi.
Seorang dokter forensik di kementerian kesehatan Yordania, Dr Adnan Abbas, mengatakan kepada kantor berita Petra bahwa keenam pasien yang meninggal pada hari Sabtu sedang dirawat karena virus corona.
Advertisement