Haris Azhar: Daripada Pidanakan Saya, Lebih Baik Urus Papua Agar Damai

Haris Azhar menerangkan, tayangan yang dipersoalkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan sama sekali tidak ada unsur penghinaan.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 22 Nov 2021, 14:32 WIB
Direktur Lokataru Haris Azhar usai memenuhi panggilan mediasi di Polda Metro Jaya, Kamis (21/10/2021). Haris Azhar memenuhi panggilan mediasi berkaitan dengan dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

 

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Lokataru Haris Azhar menyarankan pejabat pemerintah untuk mengurus permasalahan di Papua ketimbang mempolisikan mengenai tayangan "Ada Lord Luhut Di balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!".

Hariz Azhar tidak menyebut secara eksplisit pejabat yang dimaksud.

"Daripada pidanakan saya lebih baik penguasa di Republik ini segera lah urus itu Papua. Bagaimana supaya damai, supaya tidak ada kekerasan, supaya tidak ada korban," kata dia usai menjalani pemeriksaan kasus dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, di Polda Metro Jaya, Senin (22/11/2021).

Haris menerangkan, tayangan yang dipersoalkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan sama sekali tidak ada unsur penghinaan. Adapun, tayangan itu adalah diskusi yang hubungan dengan kepentingan publik.

"Silakan dicari di video itu apakah atau apakah di luar itu juga saya pernah ngomongin fisiknya, orang apa saya bicara soal kelakuan di sektor privatnya tidak ada. Saya bicara soal kepentingan publik dan kepentingan publik adalah haknya publik untuk didiskusikan," ujar dia.


Situasi Papua Memburuk

"Toh situasi di Papua hari ini tambah memburuk, bahkan polisi pun jadi korban. Kalau saya dibilangnya suka belain orang Papua, saya mau menegaskan sekali lagi, yang jadi korban banyak tentara sama polisi, ASN nya yang bekerja buat pemerintah juga jadi korban," terang dia.

Oleh karenanya, ia mengharapkan agar pemerintah mengutamakan tugasnya. Dia mengatakan, banyak orang Papua menangis dan menjadi pengungsi.

"Situasinya dilemanya seperti itu. Inilah yang saya mau bilang di luar dari kasus ya tapi punya korelasi banyak pejabat di Republik ini sibuk pidanain, sibuk mengkritik mau ngaudit LSM lah, aktivis lah, pengacara, malah dikejar-kejar," ucap dia.


Awal Mula

Rekaman video wawancara Fatia Maulida diunggah di kanal youtube milik Direktur Lokataru Haris Azhar. Adapun judulnya "Ada Lord Luhut Di balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!"

Luhut mempersoalkan konten youtube tersebut. Haris Azhar dan Fatia Maulida dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas tuduhan pencemaran nama baik.

Laporan terdaftar di Polda Metro Jaya dengan nomor STTLP/B/4702/IX/2021/SPKT/POLDA METRO JAYA, 22 September 2021

Luhut sendiri dalam berbagai kesempatan telah membantah tuduhan itu.

"Saya tidak ada sama sekali bisnis di Papua, sama sekali tidak ada, apalagi itu dibilang pertambangan-pertambangan, itu kan berarti jamak, saya tidak ada," kata dia di Polda Metro Jaya, Senin (27/9/2021).

Karena itu, Luhut berharap pelaporan ini bisa dijadikan pembelajaran semua pihak agar tidak sembarang berbicara. Luhut yakin, kebenaran segera terungkap.

"Jadi jangan berdalih hak asasi manusia atau kebebasan berekspresi yang membuat orang lain jadi susah ga boleh gitu. Dan saya tidak akan berhenti, saya ulangi, saya tidak akan berhenti saya membuktikan bahwa saya benar," ucap dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya