Liputan6.com, Jakarta Risiko kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dinilai masih tinggi. Maka itu, protokol kesehatan (prokes) tidak boleh diabaikan masyarakat.
"Risiko terjadinya kenaikan kasus masih tinggi, meskipun tidak setinggi pasca liburan Nataru tahun lalu atau pasca Idul Fitri,” kata Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan kepada wartawan, Minggu (21/11/2021).
Advertisement
Sehingga, menurut dia, semua harus bersama sama menjaga agar tidak terjadi lagi kenaikan kasus Covid-19. “Agar kita bisa segera kondisi endemi Covid-19 ini di tahun depan,” tuturnya.
Iwan menjelaskan PPKM dilakukan sesuai dengan indikatornya. Artinya, kata dia, level PPKM bisa diturunkan dan dinaikkan lagi jika terjadi peningkatan transmisi kasus Covid-19 atau berkurangnya kapasitas respons menurut kabupaten/kota.
"Jika masyarakat tidak mau level PPKM dinaikan lagi, maka kita harus menjaga agar tidak terjadi peningkatan kasus Covid-19 lagi. Caranya dengan konsisten melakukan prokes, PeduliLindungi, vaksinasi dan tes-lacak-isolasi kasus,” ungkapnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Turunkan Risiko Penularan
Lebih lanjut, Iwan mengatakan protokoler kesehatan merupakan tindakan sederhana yang bisa dilakukan semua orang dan dapat sangat menurunkan risiko tertular atau menularkan Covid-19.
Dia menuturkan prokes harus dilakukan dengan baik dan konsisten.
“Agar kita dapat mencegah kenaikan jumlah kasus Covid-19, sehingga kita semakin aman dan nyaman melakukan aktivitas ekonomi dan sosial,” pungkasnya.
Advertisement