Waspada Sederet Tantangan Ekonomi di 2022, Apa Saja?

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 di kisaran 5,2 hingga 5,8 persen

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2021, 17:10 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 di kisaran 5,2 hingga 5,8 persen. Sayangnya, sejumlah ekonom memproyeksikan angka itu tak akan tecapai.

Ekonom Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty memproyeksikan ekonomi Indonesia di 2022 akan tumbuh di kisaran 4 sampai 5 persen. 

“Optimisme kami di bawah pemerintah. Kita melihat masih ada sejumlah downside risks yang terjadi,” kata Telisa dalam acara Economic Outlook 2022, Senin (21/11/2021).

Telisa melihat masih terdapat sejumlah tantangan terhadap perekonomian Indonesia di 2022 mendatang. Utamanya terkait dengan dinamika perekonomian global.

Pertama ancaman potensi stagflasi dan supply chain disruption. Ancaman kedua dari sisi tapering off negara-negara maju yang bersamaan dengan efek spillover dari China Evergrande.

“Berikutnya adalah peluang dan tantangan yang muncul dari commodity supercycle. Kita lihat harga sejumlah komoditas melonjak, namun di sisi lain kita juga belajar dari kejadian di 2010-2011," kata Telisa.

Tantangan keempat terkait dengan implikasi dari COP26 dan komitmen Indonesia di KTT G20 terhadap tren ekonomi hijau. Di tahun-tahun mendatang, isu mengenai ekonomi hijau akan mewarnai perekonomian Indonesia ke depan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Faktor Geopolitik

Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selanjutnya terkait geopolitik dunia, antara lain perang dagang Australia-Tiongkok, serta potensi ketegangan di Timur Tengah. “Saya juga menyoroti mengenai geopolitik dunia. Kita jangan lupa, kemarin di 2016-2017 kita sibuk dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berlanjut sampai akhir 2019," ujar dia.

Kemudian, yang menjadi tantangan keenam terkait ancaman varian baru Covid-19 yang saat ini menyebabkan terjadinya peningkatan kasus di beberapa negara di Eropa. “Ini juga tetap perlu kita antisipasi, walaupun ada harapan baru di tahun depan pandemi ini akan menjadi endemi,” kata Telisa.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya