Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 306,95 triliun hingga 16 November 2021. Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso merincikan, total dana tersebut berasal dari 152 penawaran umum (PU) sepanjang 2021.
"Penghimpunan dana selama 2021 sudah mencapai Rp 306,95 triliun. Luar Biasa. Dengan 38 emiten baru yang mencatatkan di penawaran umum," ujar Wimboh dalam Economic Outlook 2022 - Kebangkitan Sektor Keuangan, Senin (22/11/2021).
Kondisi ini jauh lebih tinggi dari 2020. Penghimpunan dana di pasar modal hanya sebesar Rp 118,7 triliun. Wimboh menambahkan, penghimpunan dana di pasar modal akan tetap tinggi pada 2022. Mengingat masih ada 81 penawaran umum di pipeline OJK senilai Rp 41,25 triliun.
Baca Juga
Advertisement
"Saya rasa di 2022 akan tetap tinggi karena ini masih ada in the pipeline yang jumlahnya 81 (PU), yang diperkirakan ada Rp 41,25 triliun yang ada di pipeline,” kata Wimboh.
Wimboh menilai, hal ini memberikan ruang bagi pertumbuhan investor ritel yang memiliki keterbatasan ruang gerak selama pandemi COVID-19, sehingga alokasi pengeluaran juga minim. Per Oktober 2021, jumlah investor di pasar modal mencapai 6,8 juta investor. Tumbuh 102,97 persen ytd.
"Ini karena mereka tidak mempunyai kesempatan konsumsi. Namun demikian kita dorong untuk investasi melalui digital platform dan jumlahnya menanjak cukup besar. Dan ini hampir 100 persen, yaitu 6,8 juta investor adalah investor ritel,” pungkasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Ini Topang Kinerja Pasar Modal
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan(OJK) mencatat kinerja pasar modal tanah air yang terus mengalami perbaikan. Hingga 19 November 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada level 6.720,26.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menuturkan, angka tersebut naik signifikan sejak awal awal tahun ini, yaitu 12,40 persen dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 8.242 triliun. Selain itu, aksi beli saham oleh investor asing sebesar Rp 38,35 triliun year to date (ytd).
"Pendorong dari composite indeks yang tinggi ini adalah dari sektor teknologi, consumer produk dan kesehatan,” kata wimboh dalam Economic Outlook 2022 - Kebangkitan Sektor Keuangan, Senin, 22 November 2021.
Wimboh menuturkan, kondisi ini sudah jauh lebih tinggi daripada sebelum COVID-19. Hal tersebut lantaran masyarakat masih cukup percaya diri terhadap fundamental yang Republik ini yang ditopang konsumsi dalam negeri. Sehingga jika mobilitas dibuka, seluruh sektor juga akan ikut bergerak.
"Dan sektor yang kaitanya dengan teknologi sangat penting. Sehingga banyak sekali startup yang raising fund di pasar modal,” ujar dia.
Saat ini, OJK mencatat terdapat 81 perusahaan yang bersiap melakukan penawaran umum senilai Rp 41,25 triliun dalam pipeline. Diperkirakan, penawaran umum tersebut akan dicapai pada tahun ini.
Adapun total penghimpunan dana di pasar modal sampai dengan 16 November 2021 telah mencapai Rp 306,95 triliun yang berasal dari 152 penawaran umum.
"Masih ada startup lain yang tentunya akan masuk Bursa. Itu jumlahnya cukup besar. Tapi enggak tahu tahun ini atau 2022,” ujar dia.
Advertisement