Jurus Komunitas Siger Tengah Ciamis Majukan Desa dengan Kebudayaan

Pelatihan ini merupakan rangkaian sekaligus puncak kegiatan dari Rekam Reka Desa 'Designing Culture', sebuah kegiatan pemajuan kebudayaan desa Kemendikbudristek RI

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Nov 2021, 11:24 WIB
Puncak kegiatan dari Rekam Reka Desa 'Designing Culture', sebuah kegiatan pemajuan kebudayaan desa Kemendikbudristek RI.(Foto: Akhmad Fadli untuk Liputan6.com)

Liputan6.com, Ciamis - Puluhan orang berkumpul di Kafe Joglo, Dusun Kedungjarian, Desa Sidaharja, Kecamatan Lakbok, Ciamis, Jawa Barat, Minggu (21/11/2021). Ini merupakan rangkaian sekaligus puncak kegiatan dari Rekam Reka Desa ‘Designing Culture’, sebuah kegiatan pemajuan kebudayaan desa Kemendikbudristek RI.

Rangkaian kegiatan yang dimulai sejak 18 Oktober lalu ini diawali dengan kegiatan perekaman objek kebudayaan, khususnya makanan tradisional yang ada di desa tersebut.

Selain kegiatan perekaman, Komunitas Siger Tengah bekerja sama dengan Pemerintah Desa Sidaharja juga melakukan pendampingan kepada beberapa perajin makanan tradisional untuk meningkatkan kemasan produk makanan tradisionalnya.

Hasilnya, empat produk makanan tradisional yaitu cuhcur, mie gilinding, gula kelapa atau gula jawa murni, dan kicimpring berhasil di-upgrade. Dokumentasi video hasil perekaman dan makanan tradisional yang telah dikemas hasil dari proses pendampingan kemudian digunakan sebagai alat untuk memantik imaji baru peserta pelatihan.

“Kegiatan ini bertujuan memantik imaji baru warga dalam melihat seluruh objek kehidupan sehari-harinya,” kata Daya Desa Sidaharja, Asep Zery Kusmaya yang ditunjuk langsung Kemendikbudristek.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Kekayaan Lokal

Puncak kegiatan dari Rekam Reka Desa 'Designing Culture', sebuah kegiatan pemajuan kebudayaan desa Kemendikbudristek RI.(Foto: Akhmad Fadli untuk Liputan6.com)

Asep menilai, kehidupan sehari-hari adalah kebudayaan. Memajukan kehidupan sehari-hari juga merupakan ikhtiar dalam memajukan kebudayaan.

“Hal tersebut dilakukan agar proses pemajuan kebudayaan desa menjadi kontekstual,” ujarnya.

Dalam proses pelatihan, Akhmad Fadli, sebagai pembicara ahli mengungkapka, dalam kehidupan sehari-hari banyak potensi atau kekayaan masyarakat yang belum tergali secara maksimal.

Menurut dia, seseorang perlu melihat potensi itu untuk kemudian memanfaatkannya dengan meningkatkan kualitas produk. Selain itu, masyarakat juga perlu belajar pengemasan agar produk semakin menarik.

“Yang jika diupgrade, dikemas untuk kemudian dipasarkan akan mendatangkan banyak sekali manfaat. Tidak hanya manfaat ekonomi, tetapi juga pengetahuan di sekitar objek kebudayaan tersebut akan semakin berkembang,” kata Fadli, yang juga Ketua Koperasi Desmantara.

Pembicara lainnya, Jeni Raudhatul Jannah, pengusaha muda perempuan bercerita bahwa semenjak kecil, dia telah dibekali dengan nilai bahwa ia harus berguna bagi orang lain. Karena itu, salah satu komitmennya adalah mengembangan usaha makanan tradisional.

“Saya diajari oleh bapak ibu saya untuk migunani tumraping liyan (berguna bagi orang lain), itulah salah satu pegangan saya agar terus mengembangkan usaha makanan tradisional yang saya geluti selama ini,” ucapnya.

Sementara, Perwakilan dari Kemendikbudristek, Djumhari, yang juga Direktur BPNB Jawa Barat mengungkapkan pengetahuan bisa digali dari masa lalu. Pasalnya, nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki pengetahuan dan kearifan yang bisa dimanfaatkan demi masa depan.

“Masa lalu kita menyimpan banyak pengetahuan yang kemudian harus kita manfaatkan demi kemajuan dan kesejahteraan kita kini dan masa depan,” ucap dia.

 


Kemitraan BUMDes

Puncak kegiatan dari Rekam Reka Desa 'Designing Culture', sebuah kegiatan pemajuan kebudayaan desa Kemendikbudristek RI.(Foto: Akhmad Fadli untuk Liputan6.com)

Hermanto, Ketua Daya Warga sekaligus Ketua Komunitas Siger Tengah berharap agar terus berkembang, maka pihaknya telah berkomunikasi dengan Pemdes dan Bumdes untuk membuka peluang kemitraan dengan peserta pelatihan. Dengan begitu, kesejahteraan peserta pelatihan meningkat.

Kepala Desa Sidaharja, Mardjono mengatakan keterlibatan warga dalam pembangunan desa sangatlah penting. Karena itu, kegiatan ini bisa menjadi salah satu cara untuk pembangunan di desa.

“Kebudayaan merupakan salah satu pilihan pendekatan dalam pembangunan desa,” kata Mardjono.

Sementara, antusiasme peserta pelatihan sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan aktifnya mereka sepanjang pelatihan sampai selesai.

Di sesi akhir Febi Ervian seorang aktivis perempuan yang juga didapuk menjadi moderator, dibantu oleh Akhmad Fadli dan Jeni melakukan improvisasi dengan membagi peserta pelatihan menjadi enam kelompok untuk menuliskan rencana aksi yang akan dilakukan setelah pelatihan berakhir.

Hasilnya lahirlah enam kelompok usaha warga yang siap melakukan lompatan usaha dengan memanfaatkan kekayaan pengetahuan makanan tradisional warga. Enam kelompok ini ke depan akan bermitra dengan BUMDes Sidaharja dalam hal pemasaran produk budayanya.

Penulis: Akhmad Fadli (Koperasi Desmantara)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya