Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta telah mengakhiri kunjungan tiga harinya ke Indonesia pada 17 November 2021 lalu. Lawatannya saat itu untuk menguatkan kembali keterlibatan Aotearoa (Selandia Baru) di kawasan Indo-Pasifik.
Pada kesempatan tersebut, ia juga telah melangsungkan pertemuan dengan mitra utama di Indonesia dan ASEAN.
Advertisement
"Kemitraan bilateral kami dengan Indonesia adalah kemitraan penting yang didukung dengan hubungan diplomatik selama lebih dari 60 tahun. Kami berkomitmen pada pendekatan bersama dan memastikan kawasan Indo-Pasifik tetap stabil, terbuka, dan sejahtera,” kata Nanaia Mahuta seperti tertuang dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Selasa (23/11/2021).
Dalam kunjungannya, Menteri Luar Negeri Mahuta melakukan pertemuan formal dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dan Sekjen ASEAN Dato Lim Jock Hoi.
"Dukungan dan partisipasi Presiden Widodo selama APEC 2021 sangat berharga dan saya menyampaikan harapan terbaik kepada Indonesia sebagai tuan rumah G20 di tahun depan," kata Nanaia Mahuta.
"Menteri Marsudi dan saya juga telah melakukan diskusi yang sangat produktif tentang berbagai isu, termasuk respons terhadap COVID-19 dan pemulihan ekonomi, perubahan iklim, membangun ketahanan di Pasifik dan pentingnya sistem multilateral berbasis aturan."
"Sebagai bagian dari kemitraan ini, saya juga menyampaikan ke Menteri Marsudi kemarin bahwa Selandia Baru akan memberikan NZ$6 juta (sekitar Rp 59 miliar) kepada Global Green Growth Institute, untuk mendukung transisi Indonesia ke energi terbarukan," tutur Nanaia Mahuta.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Siapkan Dana Rp 12 Triliun untuk Atasi Perubahan Iklim di ASEAN
Kunjungan Menteri Mahuta juga berfokus pada kemitraan Selandia Baru dengan ASEAN di kawasan Indo-Pasifik. Menteri Mahuta juga memberikan pidato virtual melalui Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang menyoroti pentingnya kawasan yang damai, sejahtera, dan stabil.
"Sejak didirikan, ASEAN memegang peran yang penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan kita. Karena kawasan Indo-Pasifik terus bergulat dengan berbagai tantangan geopolitik, kesehatan, dan ekonomi. Oleh karena itu, kemitraan kami denganASEAN menjadi lebih penting dari sebelumnya," kata Nanaia Mahuta.
“Kami juga senanq dapat mendukung pembentukan ASEAN Center for Climate Change yang baru. Kami akan mengikuti dengan dekat untuk perkembangan Sentra ini selama bertahun-tahun ke depan, dan kami juga berharap untuk terlibat dengan Sentra ini dalam penindakan perubahan iklim regional, sembari kami mempertimbangkan investasi kami di kawasan ini selama empat tahun ke depan dari sumber pendanaan global Selandia Baru yang terkini yaitu pendanaan perubahan iklim senilai NZ$1,3 miliar (sekitar Rp 12 triliun),” kata Nanaia Mahuta.
Pendanaan tambahan sebesar NZ$3,6 juta juga telah diumumkan untuk Pusat BantuanKemanusiaan ASEAN guna memperkuat program pengembangan profesional pan-ASEAN,dan dukungan untuk melatih pejabat ASEAN tentang kejahatan transnasional dankeamanan maritim, serta perdagangan.
Advertisement