Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo meyakini partainya akan menguasai suara pemilih di Provinsi Jawa Barat baik saat pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden 2024.
Hal itu melihat dari pemilu sebelumnya yang menjadikan Jabar sebagai salah satu lumbung suara bagi partai beringin.
Advertisement
"Kalau kita lihat peta dan latar belakang sejarahnya, Jawa Barat, itu kan menjadi salah satu lumbungnya Golkar. Kalau PDI lumbungnya kan di Jawa Tengah," Ujar Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo, Selasa, 23 November 2021.
Sebelumnya Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, memperkirakan perolehan suara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Jawa Barat (Jabar) bakal mengalami penurunan bila maju kembali menjadi calon presiden (capres) Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mendatang.
Menurutnya, konstruksi pemilih di Jabar senantiasa berubah dari pemilu ke pemilu, serta karakter masyarakat Jabar mudah terpesona dan kecewa. Khusus Prabowo, kekecewaan masyarakat karena bergabungnya pendiri Partai Gerindra itu ke penguasa saat ini
Terkait pandangan pengamat itu, Firman mengakui sangat bersyukur kalau benar terjadi pergeseran suara pemilih yang kecewa terhadap Prabowo Subianto dan Partai Gerindra ke partai Golkar.
"Mereka (yang kecewa dengan Prabowo) katakanlah bergesernya kepada Golkar ya kami sangat welcome dan berterimakasih, " ujarnya.
Dia menyakinkan masyarakat Jabar jika nanti Partai Golkar memenangkan pemilu, akan berpihak pada kepentingan rakyat. Firman juga memastikan, seluruh kader Golkar terus bergerak mensosialisasikan visi misi partai dan ketua umum Airlangga hartarto sebagai capres 2024.
"Kalau masyarakat menentukan pilihannya ke Golkar dan Airlangga, nantinya berarti masyarakat sudah bisa menilai dari sekian partai yang ada ternyata golkar yang mungkin dianggap memperjuangkan aspirasi mereka," ujarnya.
Firman menilai masyarakat termasuk warga Jabar sudah semakin cerdas. Sikap dan perilaku politik dari tokoh-tokoh mereka dukung menjadi pertimbangan pilihan politik.
Konsisten Sikap Berpolitik
Ia mengatakan dalam menentukan pilihannya di era keterbukaan, masyarakat lebih senang pada tokoh-tokoh yg konsisten dengan sikap politik.
"Dan kemudian memilih tokoh yang memang dalam politik itu menjaga etika hubungan antara pendukung dan yg didukung," ujarmya.
Ia menambahkan, posisi-posisi psikologis dan inkonsisten calon pemimpin dapat mempengaruhi ketidakpercayaan pendukungnnya. Hal ini disebabkan keputusan politik tokoh politik tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan pendukungnnya.
Ia berharap suara-suara pemilih yang dulu memilih ke Golkar akan kembali memilih partai tersebut. Ia mengingatkan Prabowo Subianto dulunya merupakan kader Golkar yang keluar dan mendirikan Partai Gerindra.
"Banyak orang orang Golkar yang mengikuti jejak Pak Prabowo ke Gerindra. Kalau ada yang kecewa saat ini sama sikap beliau, itu hak masyarakat," ujarnya.
Advertisement