Amer al-Shayban (12) dari Suriah berdiri dekat cerobong asap saat dia bekerja di kilang minyak darurat dekat Kota al-Bab yang dikuasai Turki, Suriah, 20 November 2021. Menurut UNICEF, setelah satu dekade perang diperkirakan 2,5 juta anak-anak Suriah putus sekolah. (Bakr ALKASEM/AFP)
Dua anak Suriah mengangkut batu bara saat mereka bekerja di kilang minyak darurat dekat Kota al-Bab yang dikuasai Turki, Suriah, 20 November 2021. Sebanyak 1,6 juta anak Suriah juga berisiko putus sekolah. (Bakr ALKASEM/AFP)
Pemuda Suriah bekerja di tempat pembuangan sampah di utara Kota al-Bab yang dikuasai Turki, Suriah, 18 November 2021. UNICEF memperkirakan bahwa 9 dari 10 anak Suriah hidup dalam kemiskinan. (Bakr ALKASEM/AFP)
Pemuda Suriah bekerja di tempat pembuangan sampah di utara Kota al-Bab yang dikuasai Turki, Suriah, 18 November 2021. UNICEF memperkirakan lebih dari 5.700 anak – beberapa di antaranya berusia tujuh tahun – direkrut ke dalam pertempuran. (Bakr ALKASEM/AFP)
Nadim al-Nako (12) bekerja membuat panci dan wajan di bengkel ayahnya di utara Kota al-Bab yang dikuasai Turki, Suriah, 20 November 2021. Menurut UNICEF, setelah satu dekade perang diperkirakan 2,5 juta anak-anak Suriah putus sekolah. (Bakr ALKASEM/AFP)
Amer al-Shayban (12) dari Suriah bekerja di kilang minyak darurat dekat Kota al-Bab yang dikuasai Turki, Suriah, 20 November 2021. Sebanyak 1,6 juta anak Suriah juga berisiko putus sekolah. (Bakr ALKASEM/AFP)
Pemuda Suriah bekerja di tempat pembuangan sampah di utara Kota al-Bab yang dikuasai Turki, Suriah, 18 November 2021. UNICEF memperkirakan bahwa 9 dari 10 anak Suriah hidup dalam kemiskinan. (Bakr ALKASEM/AFP)
Mohammad Makhzoum (15) berbicara saat dia bekerja di tempat pembuangan sampah di utara Kota al-Bab yang dikuasai Turki, Suriah,18 November 2021. UNICEF memperkirakan lebih dari 5.700 anak – beberapa di antaranya berusia tujuh tahun – direkrut ke dalam pertempuran. (Bakr ALKASEM/AFP)