11 Jenis Komorbid Ini Rentan Dialami Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Asap rokok menyebabkan munculnya Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau PPOK

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Nov 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis Foto oleh Anna Shvets dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit yang disebabkan tidak normalnya saluran pernapasan akibat pajanan polusi atau asap rokok.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit paru obstruktif kronis adalah penyakit penyebab kematian tertinggi ketiga di dunia. PPOK menyebabkan 3,23 juta kematian pada 2019.

Menurut Ketua Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Indonesia, Prof. dr. Faisal Yunus, Ph.D.,Sp.P(K), pasien PPOK dapat memiliki penyakit penyerta (komorbid) yang kadang tidak disadari.

“Pada PPOK ini ada penyakit ikutan, ini terkadang tidak disadari orang,” kata Yunus dalam seminar daring Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada Selasa, 23 November 2021.

Berikut beberapa komorbid penyakit paru obstruktif kronis yang tak disadari :

- Penyakit kardiovaskular (penyakit jantung iskemik, gagal jantung, aritmia, penyakit vaskular perifer, dan hipertensi).

- Osteoporosis (keropos tulang).

- Ansietas (gangguan kecemasan) dan depresi.

- Kanker paru.

- Diabetes melitus.

- Gangguan tidur.


Penelitian Yunus

Yunus bersama timnya telah melakukan penelitian terkait salah satu komorbid pada pasien PPOK yakni terkait depresi.

“Kita sudah melakukan penelitian dan sudah dipublikasikan secara internasional, hasilnya ditemukan prevalensi depresi penderita PPOK pada penelitian ini adalah 19,1 persen," katanya.

Pasien PPOK yang paling banyak mengalami depresi adalah pasien yang mengalami banyak gejala dan risiko tinggi.

“Kenapa depresi? Karena sesak napas tidak kunjung sembuh, semakin lama semakin berat," ujarnya.


Penelitian Lainnya

Penelitian lainnya yang dilakukan Yunus adalah terkait komorbid osteoporosis pada pasien PPOK.

Penelitian yang dipublikasi pada 2018 menunjukkan prevalensi osteoporosis pada pasien PPOK adalah 15,6 persen.

“Artinya satu dari enam pasien PPOK mengalami osteoporosis, cukup tinggi," kata Yunus.

Di penelitian berikutnya, penyakit penyerta diabetes melitus pada pasien PPOK prevalensinya sama dengan osteoporosis yakni 15,6 persen. Dengan kata lain, satu dari enam orang pasien PPOK mengalami diabetes melitus.

Sedang, prevalensi komorbid gagal jantung kanan pada pasien PPOK di rumah sakit umum pemerintah (RSUP) Persahabatan pada 2015 adalah sebesar 11,4 persen. Dan, prevalensi gagal jantung kiri pada pasien PPOK di RSUP Persahabatan adalah 5,7 persen.

 


Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III COVID-19 Saat Libur Nataru

Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya