Komisi IX DPR Dorong Pemerintah Percepat Penggunaan Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri

Saleh mengatakan, Indonesia harus benar-benar berdaulat dalam hal pemenuhan kebutuhan vaksin Covid-19. Sejauh ini, Indonesia telah banyak menghabiskan anggaran untuk membeli vaksin dari negara lain.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 23 Nov 2021, 15:18 WIB
Karyawan Kapanlagi Youniverse (KLY) mengikuti vaksinasi COVID-19 di Hall SCTV Tower, Senayan City, Jakarta, Jumat (4/6/2021). Grup Emtek berharap kegiatan vaksinasi ini dapat mendukung pemerintah dalam menciptakan kekebalan komunal (herd immunity). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Saleh Partaonan Daulay mendesak pemerintah segera menggunakan vaksin covid-19 produksi dalam negeri.

Menurutnya, penggunaan produksi lokal bakal lebih mendatangkan manfaat lebih besar. Apalagi, pandemi akibat Covid-19 ini belum diketahui kapan akan berakhir.

"Kemarin ada RDP soal vaksin ini di DPR. Ada dirjen P2P, dirjen farmalkes, IDAI, ITAGI, dan HOGI. Kami menanyakan soal progres vaksin produksi dalam negeri. Saya dengar, telah ada vaksin produksi dalam negeri yang telah mendapatkan EUA dari BPOM. Nah, ini kan peluang besar untuk memenuhi kebutuhan vaksin secara nasional,” kata Saleh Dalam keterangannya, Selasa (23/11/2021).

Saleh menyebut apabila vaksin buatan anak bangsa telah mendapat izin dari EUA, maka vaksin sudah layak pakai.

"Mendapatkan EUA, berarti vaksin tersebut telah melewati seluruh tahapan riset yang ketat. Termasuk sejumlah uji klinis yang dipersyaratkan. Sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan,” ujarnya.

Saleh menyapaikan beberapa alasan mengapa penggunaan vaksin produk lokal ini mendesak. Pertama, Indonesia harus benar-benar berdaulat dalam hal pemenuhan kebutuhan vaksin Covid-19. Sejauh ini, Indonesia telah banyak menghabiskan anggaran untuk membeli vaksin dari negara lain. 

"Nah, kalau kita memakai produk lokal, maka anggaran yang cukup besar itu tidak lari ke luar negeri. Selain pajak, anggaran tersebut diyakini juga bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan roda perekonomian kita,” terangnya.

Kedua, lanjut Saleh, kebutuhan vaksin dalam negeri akan sangat besar mengingat adanya rencana pemerintah untuk memberikan booster ketiga pada awal tahun 2022.

"Kebutuhan vaksin ini akan terus berlanjut. Kemarin dijelaskan bahwa efektivitas vaksin hanya 6 bulan. Setelah itu, dibutuhkan suntikan dosis baru lagi. Kalau ini terus berlanjut, tentu akan sangat berat jika kita terus berharap dari negara lain,” ucapnya.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Peluang Indonesia Ekspor Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri

Warga melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menerima vaksinasi Covid-19 dosis kedua di Gelanggang Remaja Pulogadung, Rawamangun, Jakarta, Kamis (18/11/2021). Kementerian Kesehatan mencatat, capaian vaksinasi dosis kedua di Indonesia telah mencapai 86.335.923 orang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ketiga, Saleh mengklaim masyarakat lebih antusias memakai vaksin produk dalam negeri. Selain kecintaan pada produk dalam negeri, mereka juga lebih percaya pada khasiatnya.  Dia pun yakin, Indonesia yang juga memproduksi berbagai jenis vaksin, bakal mampu memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 dalam negeri.

"Selama ini, Indonesia dikenal sebagai negara produsen vaksin terbesar di dunia. Kita bahkan telah mengekspor vaksin ke 140 negara lebih. Sekarang saatnya kita memproduksi vaksin Covid-19 sendiri. Di awal-awal ini, digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Kalau nanti kita sanggup memproduksi lebih besar, tidak tertutup kemungkinan untuk dieskpor juga,” ujarnya.

Selain itu, Saleh mengingatkan bahwa presiden Jokowi selama ini selalu mendukung pemakaian produk dalam negeri. Termasuk vaksin.

"Presiden sangat berpihak pada penggunaan komoditas dalam negeri. Karena itu, semua jajaran pemerintahan harus mendukung keberpihakan tersebut. Kalau selama ini kita masih memakai vaksin luar, itu karena kedaruratan saja. Kalau sudah bisa produksi sendiri, tentu lebih baik memakai produk sendiri,” tandasnya

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya