Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma mewanti-wanti anak-anak untuk menjauhi perilaku perundungan atau bullying.
Hal itu disampaikan Risma di hadapan ratusan siswa-siswi dalam acara Penguatan Nilai Kepahlawanan melalui Pelajar di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta, Senin, 22 November 2021.
"Mulai sekarang tidak boleh ada lagi perundungan, ya, anak-anakku," ucap Risma.
Risma mengatakan, perundungan merupakan salah satu perilaku memecah belah yang masih terjadi di lingkungan sekolah. Perilaku ini sering kali menjadikan anak minder bahkan tidak mau untuk ke sekolah.
Baca Juga
Advertisement
Dia pun mengajak anak-anak Indonesia untuk menerapkan nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya menjaga persatuan dan kesatuan serta pantang menyerah.
"Para pahlawan terdahulu sudah membuktikan bahwa dengan persatuan, kita bisa meraih kemerdekaan walaupun dengan senjata sangat terbatas. Jadi anak-anakku semuanya, kalau sekarang kita terpecah belah, maka kita semakin dekat kehancuran," ujar Risma.
Pantang Menyerah
Berdialog dengan anak-anak, Risma kemudian menyampaikan nilai kepahlawanan lainnya yang harus dicontoh adalah sikap pantang menyerah.
"Cut Nyak Dien misalnya dibuang ke Sumedang. Dia jalani karena dia yakin perjuangan itu saat kita tidak berhenti untuk mencapai cita-cita dan tidak pernah takut. Jadi anak-anakku, kalian adalah anak cucu para pahlawan. Tidak boleh takut dan mudah menyerah. Belajar terus bangkit lagi, jangan mudah menyerah," tuturnya.
Menurut Risma, jika musuh para pahlawan terdahulu adalah penjajahan, musuh yang dihadapi hari ini adalah kemiskinan dan kebodohan. Keduanya harus diperangi.
"Jangan katakan anak orang miskin tidak akan berhasil. Jadi keberhasilan dan kesuksesan itu tergantung kalian sendiri, bukan orang lain," kata mantan Wali Kota Surabaya itu.
Risma juga menekankan bahwa kemerdekaan yang telah Indonesia peroleh hari ini adalah hasil perjuangan para pahlawan melawan penjajah yang ingin menguasai Nusantara. Oleh karena itu penguatan nilai kepahlawanan harus terus menerus dilakukan.
Advertisement