Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa 40 persen rute perdagangan dunia melewati wilayah Indonesia. ini mengacu pada 90 persen perdagangan dunia yang memanfaatkan jalur laut.
Sehingga, Indonesia memiliki potensi dengan bergabungnya Pelindo dalam rangka efisiensi kegiatan pelabuhan dan kelautan di Indonesia. Namun, Menhub Budi juga melihat adanya tantangan dibalik potensi transportasi logistik laut di Indonesia.
Advertisement
“Kalau kita lihat bahwa rute perdagangan dunia 90 persen itu menggunakan laut dan 40 persen melewati wilayah indonesia di selat malaka,” katanya dalam Potret Masa Depan Industri Logistik Indonesia di Era Disrupsi, Selasa (23/11/2021).
Tantangan yang dimaksudnya diantaranya adanya disparitas atau kesenjangan dalam aspek pertumbuhan ekonomi antara kawasan barat dan timur di Indonesia. kemudian, konektivitas di daerah terluar, perbatasan belum berkembang.
Lalu, biaya logistik dari infrastruktur yang kurang memadai dan ketidakseimbangan kargo. Serta, aspek finansial daerah terluar, daerah perbatasan dan daerah yang belum berkembang.
“kita hadapi tantangan juga terjadinya suatu ketidaksimbangan ya terutama berkaitan dengan distribusi logistik itu sendiri kita lihat bahwa konektivitas antara wilayah harus kita lakukan untuk menekan biaya logistik nasional,” kata dia.
Sehingga untuk mengatasi itu, perlu ada suatu upaya improvement yang dilakukan. Pada aspek ini, Menhub Budi menilai sudah ada kenaikan, namun belum maksimal.
“Tapi saya yakin dengan penggabungan Pelindo dan regulasi yang kita buat daya saing global akan meningkat,” katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Arah Kebijakan Transportasi Laut
Lebih lanjut, Ia menuturkan sepuluh arah kebijakan utama transportasi laut 2020-2024. Hal ini sebagai upaya mendorong bangkitnya perekonomian di sektor yang terkontraksi akibat pandemi covid-19.
Diantaranya perwujudan logistik maritim di dalam negeri, peningkatan konektivitas terhadap jaringan pelayaran internasional, pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana keselamatan, dan pengembangan pelabuhan Hub internasional dan pelabuhan pendukung tol laut.
Kemudian, peningkatan compliance terhadap standar atau regulasi internasional, peningkatan keterpaduan antar moda dan antar wilayah, peningkatan kualitas keselamatan dan pelayanan publik di pelabuhan, peningkatan teknologi informasi, dan pemanfaatan pembiayaan alternatif, serta revitalisasi kelembagaan Ditjen Perhubungan Laut.
“Oleh karenanya untuk nasional kita dukung tol laut, tapi untuk internasional kita pastikan keselamatan dan regulasi bagaimana teknologi informasi ditingkatkan, pembiayaan alternatif untuk pembangunan, dan efisiensi, dan tadi terbukti bahwa revitalisasi kelembagaan sudah kita lakukan dengan penggabungan Pelindo,” katanya.
Advertisement