Jurus PLN Antisipasi Sambaran Petir Tower di Madura Saat Musim Hujan

Secara rinci pembaruan dilakukan di seluruh jalur transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV yang berjumlah kurang lebih 374 tower di Pulau Madura.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2021, 20:10 WIB
Ilustrasi sutet listrik.

Liputan6.com, Surabaya PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) melakukan pembaruan kawat baja pertahanan tower atau ground steel wire (GSW) untuk menegah potensi gangguan petir di Madura.

General Manager PLN UIT JBM Suroso mengatakan, pembaruan kawat GWS bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi kawat untuk melindungi tower dari sambaran petir dan untuk meminimalisir gangguan yang berakibat pada sistem tenaga listrik di Pulau Madura.

"GSW adalah kawat yang dipasang pada ujung paling atas tower transmisi untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat fasa dari sambaran petir," katanya di Surabaya, Selasa (23/11/2021), dilansir dari Antara.

Suroso menjelaskan secara rinci bahwa pembaruan dilakukan di seluruh jalur transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV yang berjumlah kurang lebih 374 tower di Pulau Madura, yang meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

"Prosesnya kami kerjakan sejak awal tahun lalu, dan kini telah mencapai 62 persen. Kami targetkan selesai pada Juli 2022," sambungnya.

Pembaruan kawat GSW dilakukan pada sekitar kurang lebih 374 tower transmisi, antara lain SUTT 150 kV Bangkalan-Sampang sejumlah 155 Tower, SUTT 150 kV Sampang-Pamekasan sejumlah 79 Tower, SUTT 150 kV Pamekasan-Sumenep sejumlah 85 Tower, dan SUTT 150 kV Sampang-Sumenep sejumlah 55 Tower.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 


Intensitas Petir

(Foto: Dokumentasi PLN)

Ia mengatakan, berdasarkan data BMKG wilayah Madura menunjukkan indikator warna hijau, artinya intensitas petir di wilayah tersebut sebanyak 15.000 sampai 30.000 kali dalam sebulan.

"Oleh karena itu, tindakan antisipasi telah dilakukan untuk mengatasi kemungkinan munculnya risiko terhadap keandalan pasokan listrik di Madura," tutur Suroso.

Ia menyebutkan petir menjadi faktor alam yang penting mendapat perhatian terhadap keandalan pasokan. Sehingga, untuk mengatasinya perlu respon cepat agar gangguan tidak terjadi.

Sementara itu, kebutuhan listrik di Madura saat ini telah mencapai 280 megawatt (MW), dan disalurkan melalui Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) melalui 2 sirkuit dengan 6 kabel SKTT yang mengalirkan suplai listrik dari Gardu Induk Kedinding Surabaya melewati Jembatan Suramadu menuju Gardu Induk Bangkalan Madura, dengan kapasitas 300 MW.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya