Setop Ekspor Bauksit dan Tembaga Mulai 2022, Ternyata Ini Strategi Jokowi

Presiden Jokowi akan menyetop seluruh ekspor raw material (bahan mentah) untuk bauksit dan tembaga di tahun depan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2021, 11:12 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas percepatan peta jalan penerapan industri 4.0 di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (3/9/2019). Jokowi meminta percepatan peta jalan penerapan industri 4.0 guna mendongkrak investasi dan ekspor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menyetop seluruh ekspor raw material (bahan mentah) untuk bauksit dan tembaga di tahun depan. Kebijakan itu diterapkan agar Indonesia dapat merasakan nilai tambah.

Selain bahan mentah bauksit dan tembaga, Kepala Negara itu juga akan menyetop bahan mentah timah ke depannya. Penyetopan tersebut dilakukan, karena ada nilai tambah dan lompatan besar akan dirasakan Indonesia.

Jokowi mencontohkan, saat ekspor bahan mentah contohnya nikel dihentikan, nilai barang bisa meningkat hingga 10 kali lipat dan diprediksi pada akhir tahun menyentuh USD20 miliar. Padahal, empat tahun ke belakang nilainya hanya USD1,14 miliar.

"Dari kira-kira Rp15 triliun menjadi Rp280 triliun. Itu yang namanya nilai tambah," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021, Rabu (24/11).

Dengan adanya nilai tambah, tentu negara akan mendapatkan keuntungan. Mulai dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), bea keluar, pajak, serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN). "Itu yang didapatkan," imbuhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ekspor Bahan Mentah

Presiden Jokowi resmikan enam ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, segmen Kelapa Gading-Pulo Gebang. (Sumber: Youtube Sekretariat Presiden)

Penghentian ekspor bahan mentah merupakan strategi besar negara. Sehingga para pengusaha jangan lagi mengeluhkan saat harga nikel baik namun tidak dapat melakukan ekspor. Karena menjadi fokus pemerintah yakni hilirisasi industri terjadi dan masing-masing bahan mentah dapat saling terintegrasi. 

"Ini yang bolak-balik saya sampaikan transformasi ekonomi yang kita mau di situ," katanya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya