Menlu Retno Minta Isu Lingkungan Tak Halangi Perdagangan dengan Prancis

Menlu Retno Marsudi meminta perdagangan yang adil dengan Prancis dan isu lingkungan tak jadi halangan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Nov 2021, 14:01 WIB
Kondisi deforasti hutan di Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi yang akan diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. (Liputan6.com/Gresi Plasmanto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi bertemu dengan Menlu Prancis, Jean-Yves Le Drian, untuk membahas rencana hubungan bilateral 2022-2027. Isu yang dibahas terkait pertahanan, kesehatan, perdagangan, hingga lingkungan

Pada bidang perdagangan, Menlu Retno Marsudi meminta adanya perdagangan yang adil dan transparan. Ia meminta supaya isu lingkungan tak dipakai untuk halangi perdagangan. 

"Kita juga harus mencegah penyalahgunaan isu lingkungan sebagai hambatan bagi perdagangan," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/11/2021).

Tak jelas isu apa yang dimaksud Menlu Retno. Tetapi, Prancis sedang berencana mencekal impor makanan dari area deforestasi

Menlu Retno berkata bahwa Prancis masuk daftar lima besar mitra dagang dan investasi terbesar di Indonesia di Eropa. Ia pun mengapresiasi komitmen Prancis untuk membantu pada bidang transisi energi sebesar 500 juta euro. 

"Komitmen ini akan ditandatangani hari ini antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, PT PLN, dan Agen Pembanguan Prancis," jelas Menlu Retno.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perdagangan Berkelanjutan

Presiden Joko Widodo dan Menlu Retno Marsudi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN-RRT yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 26 Oktober 2021. (Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Menlu Retno berkata bahwa perdagangan yang adil, terbuka, dan non-diskiriminatif bisa mendorong pemulihan ekonomi di tengah COVID-19. Hal itu juga bisa mendukung sustainability, serta mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). 

"Perdagangan yang adil, terbuka, dan non-diskriminatif akan sangat membantu pencapaian target SDGs yang menyisakan sembilan tahun lalu," ucap Menlu Retno.

Saya menekankan agar berbagai kebijakan ekonomi hijau ditempatkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan, hanya dengan demikian sustainability sesungguhnya dapat tercapai," lanjutnya. 

Terkait transisi energi, Menlu Retno berkata isu tersebut akan menjadi salah satu fokus utama di presidensi G20 Indonesia. Ia pun mengajak negara maju agar berkolaborasi untuk mendukung proses transisi seperti dalam bentuk transfer teknologi dan pendanaan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya