Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengumumkan agenda dialog maritim antara Indonesia-Prancis pada 2022. Sektor maritim adalah salah satu topik dalam Plan of Actions Indonesia-Prancis pada 2022 hingga 2027.
Isu itu dibahas bersama Menlu Jean-Yves Le Drian yang sedang berkunjung ke Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Tahun depan Indonesia-Prancis merencanakan melakukan dialog maritim untuk pertama kalinya. Ini merupakan langkah awal implementasi dari rencana aksi tersebut," ujar Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/11/2021).
Pada agenda hari ini, Menlu Le Drian akan bertemu Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Presiden Jokowi.
Pada Selasa (23/11), Menlu Prancis juga telah menemui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Pada pertemuan itu, Prancis menegaskan pentingnya kemitraan strategis Indonesia-Prancis, terutama di Indo-Pasifik.
Visi Prancis terhadap Indo-Pasifik juga menjadi sorotan oleh Le Drian.
"Jantung dari komitmen ini adalah visi kami untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan hukum dan menghormati kedaulatan setiap negara, multilateralisme, dan menolak adanya hegemoni," jelasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Siap Jadi Jembatan
La Drian berkata bahwa Prancis memiliki kehadiran yang kuat di Indo-Pasifik, baik dari segi bisnis dan personel militer. Prancis lantas ingin menjadi penghubung antara Eropa dan kawasan ini.
"Prancis ingin memainkan peran sebagai jembatan antara Eropa dan Indo-Pasifik," kata La Drian.
Ia menjelaskan ada dua juta warga Prancis di kawasan oversea, dan Prancis juga memiliki zona ekonomi di Samudera Hindia dan Pasifik.
"Dan kami memiliki memiliki sekitar 7.000 personel militer di kawasan ini," jelas La Drian.
Tahun depan, Prancis akan memegang presidensi Uni Eropa pada 2022. Visi terhadap Indo-Pasifik ini akan menjadi salah satu topik utama.
Advertisement