Gubernur BI Perkirakan Penyaluran Kredit Tumbuh 8 Persen di 2022

Peningkatan permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi akan menjadi dasar kenaikan pertumbuhan kredit di 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2021, 14:50 WIB
Jenis Kredit Bank (Image by Credit Commerce from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan kredit nasional bakal berada di kisaran persen pada 2022. Keyakinan ini berdasarkan atas estimasi bahwa pertumbuhan ekonomi sudah berjalan baik di tahun depan. 

"Kredit akan tumbuh 6 persen sampai 8 persen pada 2022," ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 di Jakarta, Rabu (24/11/2021).

Perkiraan ini didukung oleh sistem keuangan nasional yang sangat stabil bahkan meskipun Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19 selama hampir 2 tahun. Selain itu dari sisi perbankan, kecukupan modal yang sangat tinggi dan juga likuiditas melimpah.

Dari sisi industri, proyeksi pertumbuhan penyaluran kredit tersebut sejalan dengan kenaikan kapasitas produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat di dalam perekonomian.

Peningkatan permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi juga diyakini mendorong laju pertumbuhan kredit yang lebih cerah di tahun 2022.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kasus Covid-19 Melandai

Dalam pengertian harfiah, restrukturisasi kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan.

Faktor lainnya, kian melandainya kasus harian Covid-19 di Indonesia juga diharapkan mampu mendorong aktivitas ekonomi domestik. Hal ini dukung oleh akselerasi vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan.

"Untuk itu, bauran kebijakan BI pada tahun 2022 akan terus disinergikan dan sebagai bagian dari arah kebijakan ekonomi nasional untuk mengakselerasi pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya