Liputan6.com, Jakarta - Disinformasi perubahan iklim kini terus berkembang dan tersebar luas di media sosial. Sejauh ini, baru pihak Google yang telah mengumumkan kebijakan baru yang bertujuan untuk mengatasi masalah ini.
Kebijakan Google juga terhubung dengan YouTube, yang sebelumnya jadi platform penyebaran disinformasi iklim kepada jutaan pengguna selama bertahun-tahun. Namun, tindakan tersebut tidak cukup mengatasi permasalahan disinformasi iklim di media sosial.
Advertisement
Salah satu disinformasi yang sempat ramai dan dibahas yakni masalah perusahaan minyak pada COP26 di Glasgow beberapa waktu lalu. Beberapa menyayangkan bahwa topik disinformasi iklim tidak dimasukkan ke dalam program yang akan dijalankan.
Menanggapi hal itu, beberapa akademisi dan advokat juga mulai mengkritik pihak-pihak yang dulunya terhubung dalam bidang pertambangan tersebut.
"Mereka perlu berada di bawah tingkat pengawasan khusus, sesuatu yang lebih dari sebuah transparansi informasi kegiatan yang mereka lakukan, yang melebihi sebuah penjelasan. Ini lebih mengarah kepada penerima informasi," ujar kata peneliti Universitas Stanford, Ben Franta menanggapi permasalahan tersebut, dilansir Newsroom, pada Rabu (24/11/2021).
Frata juga menjelaskan bahwa masalah iklim merupakan masalah yang besar dan kompleks. Sehingga dibutuhkan upaya bersama untuk memecahkan permasalahan disinformasi ini. Dirinya mengharapkan agar masyarakat segera menyadari bahwa melakukan perlawanan terhadap disinformasi sangat penting untuk keberhasilan setiap solusi iklim.
Penulis: Azarine Jovita Halim/Universitas Multimedia Nusantara
Sumber: https://www.newsroom.co.nz/you-cant-beat-climate-change-without-tackling-disinformation
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Baca Juga
Advertisement