Ekspor Indonesia akan Lampaui USD 348 Miliar di 2030

Sebanyak 40 persen perusahaan global saat ini sudah atau berencana untuk berproduksi di Indonesia dalam kurun waktu 5-10 ke depan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Nov 2021, 19:57 WIB
Petugas beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga

Liputan6.com, Jakarta - Standard Chartered melalui program penelitian Future of Trade 2030: Trends and markets to watch memproyeksikan Indonesia sebagai salah satu negara yang akan naik daun dalam bidang perdagangan global.

Itu tercapai berkat angka ekspor yang diperkirakan akan tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata lebih dari 8 persen hingga melampaui USD 348 miliar pada 2030 mendatang.

Proyeksi ini mengikuti data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat ekspor Indonesia berada pada angka tertinggi sepanjang masa di Oktober 2021 sebesar USD 22,03 miliar. Jumlah itu naik 6,89 persen dari USD 21,42 miliar pada Agustus 2021, dan naik 53,35 persen dari Oktober 2020.

"Proyeksi pertumbuhan perdagangan global sebesar dua kali lipat memberikan bukti kuat bahwa globalisasi masih berjalan, dan Indonesia memang menawarkan posisi strategis di perdagangan global masa depan," kata Cluster CEO, Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei & Filipina) Andrew Chia, Rabu (24/11/2021).

Selain itu, hasil penelitian Standard Chartered juga menemukan, 40 persen perusahaan global saat ini sudah atau berencana untuk berproduksi di Indonesia dalam kurun waktu 5-10 ke depan.

"Ini adalah bukti bahwa Indonesia akan menjadi pendorong utama pertumbuhan perdagangan global selama satu dekade ke depan," ujar Andrew Chia.

Penelitian Standard Chartered tersebut juga memperkirakan ekspor global akan mencapai hampir dua kali lipat dari USD 17,4 triliun menjadi USD 29,7 triliun pada dekade berikutnya. Laporan penelitian tersebut mengungkapkan 13 pasar yang akan mendorong sebagian besar pertumbuhan global, serta mengidentifikasi koridor utama dan lima tren yang membentuk masa depan perdagangan global.

China dan Amerika Serikat (AS) terus menjadi koridor ekspor utama bagi Indonesia, yang masing-masing diperkiranakan akan menyumbang 20 persen dan 10 persen dari total ekspor pada 2030.

Ekspor ke India diproyeksikan tumbuh rata-rata 11,2 persen per tahun hingga 2030, menjadikannya sebagai koridor ekspor terbesar kedua bagi Indonesia di 2030.

Berikut proyeksi koridor perdagangan Indonesia dengan negara luar di masa depan:

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


1.Indonesia-India

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

- Pertumbuhan ekspor 11,2 persen per tahun (ekspor USD 35,0 miliar pada 2030).

- 32 persen perusahaan berencana berada di koridor Indonesia-India.

- 52 persen perusahaan mengantisipasi lebih dari 10 persen pertumbuhan pendapatan tahunan ekspor ke India selama 10 tahun ke depan.

- 34 persen perusahaan mengidentifikasi demografi konsumen yang menarik sebagai kunci pertumbuhan ekspor ke India.

 


2 Indonesia-China Daratan

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

- Pertumbuhan ekspor 8,2 persen per tahun (ekspor USD 67,8 miliar pada 2030).

- 30 persen perusahaan berencana berada di koridor Indonesia-China Daratan.

- 56 persen perusahaan mengantisipasi lebih dari 5-10 persen pertumbuhan pendapatan tahunan ekspor ke China Daratan selama 10 tahun ke depan.

- 25 persen perusahaan mengidentifikasi perjanjian perdagangan bilateral dan regional sebagai kunci pertumbuhan ekspor ke China Daratan.


3. Indonesia-AS

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

- Pertumbuhan ekspor 6,3 perssn per tahun (ekspor USD 33,5 miliar pada 2030).

- 28 persen perusahaan berencana berada di koridor Indonesia-AS.

- 37 persen perusahaan mengantisipasi lebih dari 5-10 persen pertumbuhan pendapatan tahunan ekspor ke AS selama 10 tahun ke depan.

- 30 persen perusahaan mengidentifikasi penyeimbangan kembali rantai pasokan sebagai kunci pertumbuhan ekspor ke AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya